Kamis, 15 Maret 2012

Perawatan Luka








Jika anda mengalami luka karena diabetes, memiliki luka tekan (decubitus), luka pasca operasi, luka kronis yang tak kunjung sembuh, anda tidak perlu khawatir. Dengan metode perawatan luka modern, insyaallah luka bisa disembuhkan dalam waktu yang relatif lebih singkat dan hasil yang lebih baik.


Apabila anda berminat, saya bisa datang ke rumah anda untuk memberikan pelayanan home care perawatan luka.


Hubungi: Adnan Anung Pramudito,S.Kep, CWCCA
 Jl.Teratai No.91 RT02/RW05 Bantarbolang, Pemalang
Tlp. 085642941761

Proposal PKMM-ku yang sudah di ACC dan sudah dilaksanakan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PELATIHAN PERAWATAN LUKA DIABETES MELITUS BAGI DIABETISI SEBAGAI UPAYA PERAWATAN MANDIRI DI PEKAJANGAN-PEKALONGAN


BIDANG KEGIATAN
PKM PENGABDIAN MASYARAKAT


Diusulkan oleh :
1. Adnan A. P. ( NIM. 07.0144.S, Angkatan 2007/2008 )
2. Hari sumanto ( NIM. 07.0177.S, Angkatan 2007/2008 )
3. Noni Wahid ( NIM. 08.0307.S, Angkatan 2008/2009 )
4. Siti Kurniasih ( NIM. 08.0326.S, Angkatan 2008/2009 )




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN PEKALONGAN
2009



PENGESAHAN

Program Kreativitas Mahasiswa
1. Judul Kegiatan : Pelatihan Perawatan Luka Diabetes Mellitus Bagi Diabetesi Sebagai Upaya Perawatan Mandiri di Pekajangan Pekalongan
2. Bidang Kegiatan : PKMM
3. Bidang Ilmu : Kesehatan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan :
a. Nama Lengkap : Adnan Anung Pramudito
b. NIM : 07.0144.S
c. Jurusan : Prodi S1 Keperawatan
d. Universitas/institute/politeknik : STIKES Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan
e. Alamat rumah dan No Tel./HP : Gang 6 Ambokembang Kecamatan
Kedungwuni Kabupaten Pekalongan /
085642941761
f. Alamat email : adnananung@yahoo.com
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 Orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dab Gelar : Nihan Narastri S.Kep. Ns
b. NIK : 08. 001. 068
c. Alamaat Rumah dan NO Tel/HP : Gang 9 Ambokembang Kedungwuni
Pekalongan / 085643575994
7. Biaya Kegiatan Total :
a. Dikti : Rp 10.000.000,00
b. Sumber lain :
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 6 Bulan

Pekalongan, 29 Oktober 2009

Menyetujui
Ketua Program Studi Ketua Pelaksana Kegiatan


( Sugiharto, MAN ) ( Adnan Anung Pramudito )
NIK. 99. 001. 002 NIM. 07. 0144. S

PUKET III Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping


( Emi Nur Laela, S.Kp, Mkep,Sp Mat ) ( Nihan Narastri, S.Kep.,Ns )
NIK. 90. 001. 008 NIK. 08. 001. 068



DAFTAR ISI

Halaman Depan i
Pengesahan ii
Daftar Isi iii
Judul program. 1
Latar Belakang Masalah. 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Masalah 2
Luaran Yang Diharapkan 2
Kegunaan Program 3
Gambaran Umum Masyarakat Sasaran 3
Metode Pelaksanaan Program. 4
Jadwal Kegiatan Program 4
Nama dan Biodata ketua serta Anggota Kelompok 4
Nama dan Biodata Dosen Pendamping. 5
Biaya 6
Lampiran 8


A. JUDUL PROGRAM
Pelatihan Perawatan Luka Diabetes Militus Bagi Diabetesi Sebagai Upaya Perawatan Mandiri Di Pekajangan Pekalongan.

B. LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini seiring dengan lajunya pembangunan di Indonesia, telah mengubah pola struktur masyarakatnya dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Perubahan tersebut membawa dampak pada pengeseran gaya hidup desa ke gaya hidup masyarakat perkotaan, termasuk kepada pola makan, yang tadinya alami menjadi gemar makan makanan yang cepat saji. Efek lain dari perubahan pola hidup itu adalah terletak kepada pengeseran penyakit, dari penyakit infeksi, ke penyakit degenerative (fajriyah, N.N, 2007). Salah satu penyakit degenerative yakni Diabetes Militus (DM). Masyarakat umum sering menyebutnya dengan penyakit kencing manis.

Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik, ditandai oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh adanya defek kerja insulin atau keduanya. Dari berbagai penelitian epidemiologis, seiring dengan perubahan pola hidup, didapatkan prevalensi DM meningkat terutama di kota besar. Jika tidak ditangani dengan baik,tentu saja angka kejadian komplikasi kronik DM juga akan meningkat, termasuk komplikasi kaki diabetes ( Sudoyo, 2006 ). Pada komplikasi kaki dibetes, sering ditemukan luka yang sulit untuk disembuhkan. Bahkan bisa berakhir pada kecacatan, yang tentunya akan sangat menganggu aktivitas hidup diabetisi.

Pekajangan adalah sebuah kelurahan di Kabupaten Pekalongan dengan angka diabetisi yang cukup tinggi. Pada tahun 2003, prevalensi diabetisi dipekajangan menempati urutan no.3 sebanyak 2.47% setelah kayu putih sebanyak 6 %, dan manado sebanyak 5 %. . Pada tahun 2005, prevalensi ini meningkat menjadi 9,2 % dan menempati urutan kedua setelah makasar sebanyak 12,5 %.


C. PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan dalam PKM Pengabdian Masyarakat ini adalah tidak tersentuhnya upaya perawatan luka DM secara mandiri oleh diabetisi maupun oleh keluarga diabetisi. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang perwatan luka DM serta penatalaksanaannya. Selama ini diabetisi yang mengalami luka selalu menyerahkan kepada tenaga kesehatan untuk melakukan perwatan intensif terhadap luka DM tersebut. Biasanya untuk perawatan intensif tersebut mereka harus menjalani rawat inap di Rumah Sakit. Ini akan menguras biaya, tenaga,pikiran serta waktu yang sangat banyak.

Keluarga adalah pihak yang paling dekat dengan diabetisi. Mengingat diabetisi membutuhkan perhatian yang extra terutama pada komplikasi seperti luka DM serta beberapa aspek yang telah dijelaskan di atas, maka jika upaya perawatan luka DM bisa dilakukan secara mandiri oleh diabetisi maupun oleh keluarga diabetisi, ini akan sangat membantu diabetisi maupun keluarga dari beberapa aspek tersebut di atas.


D. TUJUAN PROGRAM
Pelatihan perawatan luka diabetes ini bertujuan sebagai upaya membantu diabetisi dan keluarga agar memiliki keterampilan dalam merawat luka diabetes melitus secara mandiri, sehingga bisa meringankan beban biaya, tenaga, maupun pikiran jika dilakukan perawatan luka di rumah sakit.


E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Hasil dari program ini berupa meningkatnya pengetahuan serta keterampilan diabetisi tentang cara perawatan luka diabetes mellitus. Setelah dilakukan pelatihan ini, diharapkan diabetisi mampu menerapkan perawatan luka pada diabetes mellitus.


F. KEGUNAAN PROGRAM
Ditinjau dari aspek financial, jelas bisa mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk perawatan luka diabetes mellitus. sehingga keuangan diabetisi dan keluarga tidak terlalu banyak terbebani untuk sekedar perawatan luka DM.

Ditinjau dari aspek tenaga, pikiran serta waktu, upaya perawatan luka DM secara mandiri mampu mampu mengurangi beban terutama bagi keluarga diabetisi, seiring dengan kesibukan sehari – hari keluarga diabetisi.


G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Pekajangan adalah suatu wilayah kelurahan di kabupaten pekalongan dengan angka prevalensi diabetisi yang cukup tinggi. Pada tahun 2003 menempati urutan ke tiga di Indonesia dengan persentase sebanyak 2.47%, sedangkan pada tahun 2005 meningkat menjadi 9,2 %. Hal ini disebabkan karena sebagian masyarakat pekajangan menikah dengan orang yang terhitung masih dalam hubungan kekerabatan yang cukup dekat. Sehingga sebagian masyarakat pekajangan menderita diabetes mellitus. Ini diperparah dengan pola hidup masyarakat yang menyukai makanan tinggi gula / karbohidrat serta kurangnya aktivitas olahraga karena kesibukan mereka bekerja.

Melihat peningkatan persentase angka diabetisi di pekajangan saat ini, maka angka risiko serta kejadian terjadinya luka pada diabetisi pun meningkat. Meskipun sarana pelayanan kesehatan di pekajangan cukup banyak, bahkan dekat dengan rumah sakit, namun untuk melakukan upaya perawatan luka DM memerlukan banayak biaya, waktu, pikiran, serta tenaga. Untuk itu, Alangkah bijaknya jika perawatan luka DM itu dilakukan secara mandiri oleh diabetisi maupun keluarganya. Tentunya dengan kemampuan dalam hal pengetahuan serta keterampilan yang memadai tentang perawatan luka DM. Meskipun untuk Medichal ceck up harus dilakukan oleh di tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit. Paling tidak upaya perawatn mandiri ini akan meringankan beban diabetisi serta keluarga.


H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode penyuluhan dan pelatihan dimana masyarakat bisa secara aktif memperoleh pengetahuan serta mempraktikkan perawatan luka DM pada diabetisi. Pada tahap awal, audiens diberikan materi penyuluhan tentang perwatan luka DM secara klasikal, kemudian dilanjutkan dengan mempraktikkan kepada diabetisi yang memiliki luka dan bersedia menjadi contoh pasien DM yang dirawat lukanya oleh pelatih.


I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
No Jadwal Kegiatan Bulan
I II III IV V VI
1 Persiapan koordinasi rencana kegiatan
2 Studi Kasus
3 Publikasi
4 Pelaksanaan Kegiatan
5 Penyusunan Laporan Kegiatan


J. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK
1. Ketua Pelaksana Kegiatan
a) Nama Lengkap : Adnan Anung Pramudito
b) NIM : 07. 0144. S
c) Program Studi : S1 keperawatan
d) Waktu Untuk Kegiatan PKM : 10 Jam / Minggu

2. Anggota Pelaksana
2.1 a). Nama Lengkap : Hari Sumanto
b). NIM : 07. 0. S
c). Program Studi : S1 keperawatan
d). Waktu Untuk Kegiatan PKM : 10 Jam / Minggu

2.2 a). Nama Lengkap : Noni wahid
b). NIM : 08. 0307. S
c). Program Studi : S1 keperawatan
d). Waktu Untuk Kegiatan PKM : 10 Jam / Minggu

2.3 a). Nama Lengkap : Siti kurniasih
b). NIM : 08. 00326. S
c). Program Studi : S1 keperawatan
d). Waktu Untuk Kegiatan PKM : 10 Jam / Minggu


K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING
1. Nama Lenggkap dan Gelar : Nihan Narastri, S.Kep,.Ns
2. Golongan Pangkat dan NIK : III A / 08.001.068
3. Jabatan Fungsional : -
4. Jabatan Struktural : Bidang Kemahasiswaan Jurusan
5. Program Studi : S1 keperawatan
6. Perguruan Tinggi : STIKES Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan
7. Bidang Keahlian : Keperawatan
8. Waktu Untuk Kegiatan PKM : 10 Jam / minggu


L. BIAYA
1. Peralatan & perlengkapan pelatihan
• Sound system
• Kursi
• Sewa Laptop & LCD
• Listrik & AC
• Dekorasi
• Sewa Gedung = Rp 5 .750.000,00

2. Peralatan Pelatihan perawatan luka :
• Pinset Anatomi & Pinset Sirurgis
• Gunting arteri
• Kom
• Bengkok
• Larutan NaCl 0,9 %
• Hands coen
• Kassa
• Spluit 50 cc
• Alkohol 70 %
• Metronodazole powder
• Duoderm Gel
• Kaltosat, Aquacel
• Pembalut Duoderm CGF
• Duoderm paste
• Duk steril
• Sewa Bed = Rp 3.300.000,00
3. Konsumsi
• Snack Peserta 50 x @ Rp 3.500,00 = Rp 175.000,00
• Snack Tamu Undangan 15 x @ 5.000,00 = Rp 75.000,00

4. Publikasi = Rp 500.000,00
5. Dokumentasi = Rp 100.000,00
6. Akomodasi = Rp 100.000,00 +

Total =Rp10.000.000,00

M. LAMPIRAN
1. Daftar Alat Dan Bahan :
• Pinset Anatomi & Pinset Sirurgis
• Gunting arteri
• Kom
• Bengkok
• Larutan NaCl 0,9 %
• Hands coen
• Kassa
• Spluit 50 cc
• Alkohol 70 %
• Metronodazole powder
• Duoderm Gel
• Kaltosat, Aquacel
• Pembalut Duoderm CGF
• Duoderm paste
• Duk steril

2. Cara perwatan Luka DM :
• Cuci tangan dengan air bersih dan sabun, lalu keringkan dengan handuk.
• Pakai Hans coen steril.
• Letakkan kom ( dua buah ), kapas, kassa, pinset anatomis, gunting di atas duk steril.
• Isi kom dengan kassa dan larutan NaCl secukupnya.
• Cuci luka dengan cairan Nacl 0,9 % sambil digosok secara lembut dengan kassa yang dijepit menggujnakan pinset.
• Jika luka berrongga, gunakan tube / NSV bagi bayi / & spluit 50cc.
• Keringkan luka dengan kassa secara lembut, jangan digososk.
• Bersihkan kulit utuh sekeliling luka dengan alcohol 70 % ( radius 3 – 5 cm dari luka.
• Taburi dasar luka dengan metronidazole powder ( 500 mg) permadi secara merata untuk menggurangi bau pada luka.
• Isi rongga luka / dasar luka dengan Duodern Hydroactive gel sampai ½ kedalaman luka.
• Campurkan duodern hydroactive gel dengan metronidazole powder ( 500 mg )
• Isikan ke dalm luka sampai terisi ½ kedalaman luka.
• Tutup luka dengan absorbent dressing : Kaltostat / Aquacel
• Masukkan kaltostat rope / Aquacel ( Absorbent as primary dressing ) ke dalam rongga luka ( fill dead space ) dan di atas luka untuk mengabsorbsi exudates yang berlebihan.
• Tutup dengan pembalut : Duoderm CGF Extrathin secara tepat untuk memberikan moist environtment. Jangan menarik pembalut.
• Berikan penekanan secara merata pada pembalut selama 30 detik agar melekat rata di permukaan kulit.
• Jika warna dasar luka merah ( granulasi ) namun masih cekung beri Duoderm paste secara merata di atas permukaan luka.
• Tutup absorbent jika perlu.
• Tutup dengan duoderm CGF secara tepat.
Ganti pembalut jika telah jenuh oleh exudates.
• Jadwal penggantian balutan dapat ditentukan setiap 3 – 7 hari sekali, tergantung warna dasar luka dan jumlah exudates.

3. Cara Perawatan Luka Gangren ( Ala RS DR Soetomo ) :
• Buka balutan dengan hati – hati, karena dapat menarik jaringan yang sudah bergranulasi. Bila lengket, siram dengan larutan NaCl 0,9 %.
• Inspeksi luka, perhatikan mana yang sudah bergranulasi dan bagian mana yang masih bernanah. Hati – hati bila jaringan sudah bergranulasi yang ditandai dengan warna merah, maka cukup dengan ditutul. Bila jaringan yang nekrotik dan bernanah maka luka harus dicuci. Gunakan tangan kiri untuk mengambil alat steril, tangan kanan untuk ke luka pasien.
• Lakukan hingga 3 kali, kemudian palpasi luka. Terutama bagi luka yang bernanah. Untuk mengeluarkn nanah / pus, llklien diminta menggerakkan pergelangan kakinya ( atas bawah ). Bila klien tidak bisa, maka perawat dapat menekan sambil mendorong pus keluar. Bilas dengan larutan NaCl 0,9 %.
• Keringkan luka dengan kassa.
• Balut luka dan ditutup kassa. Untuk primary dressing, gunakan kassa kering untuk menutupi seluruh luka, sedangakan untuk secondary dressing gunakan perban.
• Dokumentasikan keadaan luka pasien.


4. DAFTAR RIWAYAT HIDUP

a. Ketua Kelompok
Yang bertandatangan di bawah ini :

1. Nama : Adnan Anung Pramudito
2. Tempat Tanggal Lahir : Pemalang, 27 Agustus 1989
3. Umur : 20 Tahun
4. Agama ave a: Islam
5. Kewarganegaraan : Indonesia
6. Status : Belum menikah
7. NO. KTP : 3327062708896006
8. Alamat : Gang 6 Ambokembang, Kel. Kedungwuni,
Kab.Pekalongan
Riwayat Pendidikan
• TK : TK Tunas Rimba IV Bantarbolang, Pemalang / Tahun 1994
• SD : SDN 07 Bantarbolang, Pemalang / Tahun 2001
• SMP : SMPN 01 Bantarbolang, Pemalang / tahun 2004
• SMA : SMAN 01 Bantarbolang, Pemalang/ Tahun 2007

( Adnan Anung Pramudito)


b. Anggota kelompok 1
Yang bertandatangan di bawah ini :
1. Nama : Hari Sumanto
2. Tempat Tanggal Lahir : Pekalongan, 7 Juni 1989
3. Umur : 20 Tahun
4. Agama : Islam
5. Kewarganegaraan : Indonesia
6. Status : Belum menikah
7. NO. KTP : 890614260026
8. Alamat : jalan damar 2 no 73 slamaran pekalongan
Riwayat Pendidikan
• TK : TK ABA Landungsari, Pekalongan / Tahun 1994
• SD : SDN Krapyak Lor 05, Pekalongan / tahun 2001
• SMP : SMPN 02, Pekalongan / Tahun 2004
• SMA : SMAN 01, Pekalongan / tahun 2007

( Hari Sumanto)

c. Anggota Kelompok 2
Yang bertandatangan di bawah ini :
1. Nama : Noni Wahid
2. Tempat Tanggal Lahir : Ternate, 13 Februari 1989
3. Umur : 20 Tahun
4. Agama : Islam
5. Kewarganegaraan : Indonesia
6. Status : Belum Menikah
7. NO. KTP : 33280627088765443
8. Alamat : Gang 13 Ambokembang, Kedungwuni
Pekalongan

Riwayat Pendidikan
• TK : TK Pertiwi Ternate
• SD : SD N 12 Ternate
• SMP : SMP N 17 Ternate
• SMA : SMA N 04 Ternate

( Noni wahid )

d. Anggota kelompok 3
Yang bertandatangan di bawah ini :
1. Nama : Siti kurniasih
2. Tempat Tanggal Lahir : Batang, 20 Oktober 1989
3. Umur : 20 Tahun
4. Agama : Islam
5. Kewarganegaraan : Indonesia
6. Status : Belum Menikah
7. NO. KTP : 3356448890045677
8. Alamat : Gang 13 Ambokembang , Kec. Kedungwuni
Kab. Pekalongan

Riwayat Pendidikan
• TK : TK Aisyah Kasepuhan 1 Batang
• SD : SDN kasepuhan 1 Batang
• SMP : SMPN 1 Batang
• SMA : SMAN 1 Batang

( Siti Kurniasih )

Skripsi: Konsep Diri Pada Pasien Gagal Ginjal Yang Menjalani Terapi Hemodialisis di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan

Program Studi S1 Keperawatan
Stikes Muhammadiyah
Pekajangan-Pekalongan
Oktober, 2011

ABSTRAK

Adnan Anung Pramudito dan Dwi Yogo Budi Prabowo
Konsep Diri Pada Pasien Gagal Ginjal Yang Menjalani Terapi Hemodialisis di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan
xvi + 73 halaman + 5 lampiran

Gagal ginjal menempati urutan pertama dari semua penyakit ginjal. Sebagian besar pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis tidak bisa kembali beraktivitas dan mengalami depresi. Ini berpotensi menyebabkan perubahan konsep diri. Penelitian ini bertujuan mengetahui konsep diri pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis.
Desain penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, partisipan adalah pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan minimal 1 bulan, berusia 20 sampai 60 tahun, mampu memberikan informasi verbal dengan baik. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Instrumen penelitian yaitu peneliti, tape recorder, pedoman wawancara, dan alat tulis. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Jumlah partisipan 6 orang, terdiri dari 5 laki-laki dan 1 perempuan. Analisis data menggunakan model analisis Miles and Huberman.
Hasil penelitian didapatkan bahwa konsep diri pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis: 1) Citra tubuh pasien terganggu dikarenakan penurunan fisik, perubahan kulit, kerontokan, edema, ascites, merasa minder, sedih, stres, tidak nyaman, meskipun akhirnya menerima. 2) Ideal diri pasien tidak terganggu karena pasien memiliki harapan pada diri sendiri yakni kesehatan, kesembuhan, dan menjalankan ibadah, harapan pada keluarga yakni menunaikan ibadah, berkumpul, membahagiakan, dan mendapat dukungan keluarga, harapan pada sumber nafkah seperti pekerjaan dan penghasilan tambahan. 3) Harga diri pasien tidak terganggu karena hubungan dengan orang sekitar baik dan mendapat kasih sayang. 4) Peran pasien terganggu karena tidak mampu menjalankan secara maksimal dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat. 5) Identitas diri pasien tidak terganggu karena tidak mengalami perubahan karakter dan sifat. Pasien menilai diri mereka lemah dalam fisik, tapi kuat pada pemikiran.

Kata kunci : Konsep Diri, Gagal Ginjal, Hemodialisis.
Daftar Pustaka : 14 buku (2001-2009), 2 website, 2 skripsi.



Nursing Science Study Program
Medical College of Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan
October, 2011


ABSTRACT


Adnan Anung Pramudito and Dwi Yogo Budi Prabowo
Self Concept in Patient with Renal Failure Undergoing Hemodialysis Therapy in General Hospital of Kraton Pekalongan Regency
xvii + 73 pages + 5 appendices

Renal failure ranks first in all kinds of disease. Most patients with renal failure undergoing hemodialysis therapy can not return to normal activity and feel depressed. This potentially causes self concept changes. This research aimed at finding out self concept in patients with renal failure undergoing hemodialysis.
The research design was qualitative with phenomenological approach. The participants were patients with renal failure undergoing hemodialysis therapy of at least one month in General Hospital of Kraton Pekalongan Regency. They were 20 to 60 years of age, and were able to give verbal information well. The data were collected through in depth interview. The research instruments were researchers, tape recorder, interview guides and writing utensil. Samples were taken through purposive sampling. There were 6 participants, 5 males and 1 female. Data analyses used Miles and Hubermen’s analytical model.
The result of the research showed that self concept of patients with renal failure undergoing hemodialysis therapy : 1) Patient’s body image was disturbed due to physical function decrease, changes of skin, hair loss, edema, ascites, feeling unconfident, sad, depressed, insecure and uncomfortable, although the patient finally accept. 2) Patient’s self ideal was not disturbed because the patients have inner hope of being healthy, do the worship, family support and get additional income. 3). Patient’s self esteem was not disturbed because of good relationship with the surrounding people and affection. 4). Patient’s role was disturbed because of inability in doing the work maximally in the family or society. 5) Patient's self identity is not disturbed because the patients did not change their nature and character. The patients consider themselves physically weak but spiritually strong.

Key words : self concept, renal failure, hemodialysis
Bibliography : 14 books (2001- 2009), 2 websites, 2 thesis

Selasa, 15 Desember 2009

Ibadurrahman

IBADURRAHMAN

By Adnan Anung Pramudito

PENDAHULUAN

Interaksi dan ekspansi kebudayaan dari luar, bergerak secara meluas. Pengaruh budaya asing berkembang pesat, seperti pengagungan material secara berlebihan (materialistik), pemisahan kehidupan duniawi dari supremasi agama (sekularistik), pemujaan kesenangan indera mengejar kenikmatan badani (hedonistik).
Perilaku di atas merupakan penyimpangan sangat jauh dari budaya luhur. Pada akhirnya, melahirkan Kriminalitas, perilaku Sadisme, dan Krisis moral, secara meluas.
Fakta menunjukkan bahwa adat tidak berdampak banyak terhadap generasi muda. Tempat bertanya tidak ada, Sudah banyak yang tidak mengerti adat. Karena itu, generasi muda di Negeri mulai kebingungan manakala problematika sosial ini lupa mengantisipasi melalui gerakan dakwah, melalui Pendidikan Anak Usia Dini berbasis aqidah, maka arus globalisasi ini membawa perubahan yang negatif.
Pergeseran budaya akan terjadi ketika mengabaikan nilai-nilai agama. Pengabaian nilai-nilai agama, menumbuhkan penyakit social yang kronis, seperti kegemaran berkorupsi, aqidah tauhid melemah, perilaku tidak mencerminkan akhlak Islami, serta suka melalaikan ibadah. Allah SWT berfirman :
“ Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS.7,al-A’raf:96).
Selain masyarakat yang beriman dan bertaqwa, alangkah lebih baik jika masyarakat memiliki sifat Ibadurrahman. Mengingat pada zaman sekarang, telah terjadi degradasi moral masyarakat.
IBADURRAHMAN


A. PENGERTIAN IBADURRAHMAN
Ibadurrahman adalah hamba-hamba Allah yang selalu berada dalam lingkup rahmat Allah. Mereka adalah orang-orang yang menyadari kekuasaan Allah dan memenuhi hak-hak Allah dan memurnikan agama karena Allah. Mereka dinisbatkan kepada Allah Yang Maha Rahman.
Ibadurrahman adalah hamba-hamba yang dinisbatkan kepada Allah yang layak mendapatkan rahmat Allah dan mereka selalu berada dalam lingkup rahmat-Nya. Mereka adalah orang-orang yang menyadari kekuasaan Allah dan memenuhi hak-hak-Nya, yang memurnikan agama karena Allah dan Allah memurnikan agama-Nya bagi mereka.

B. SIFAT – SIFAT IBARURRAHMAN
1.) Tawadhu’
Sifat Ibadurrahman yang pertama adalah Tawadhu’, sebagaimana diungkap oleh Al Qur’an bahwa mereka berjalan di muka bumi dalam keadaan rendah hati dan penuh tawadhu’.
Ibadurrahman bila berjalan di muka bumi dalam keadaan rendah hati, tawadhu’ dan lemah lembut, berjalan dengan penuh kewibawaan dan kehormatan, tidak dengan sikap sombong dan semaunya sendiri, tidak merasa lebih tinggi dari siapapun, tidak menyeramkan dan tidak congkak.
Syaikh Yusuf Al Qardhawy mengatakan maksud berjalan dengan rendah hati bukan berarti berjalan dengan cara membungkuk-bungkuk seperti orang sakit, sebab Rasulullah SAW tidak berbuat seperti itu, begitu pula para sahabat.
Sebagaimana yang diriwayatkan Ali bin Abi Thalib r.a, dari Nabi SAW, bahwa saat berjalan badan beliau bergerak-gerak seperti sedang meniti jalan menurun. Ini merupakan jalannya orang-orang yang penuh semangatdan pemberani, seperti yang dikatakan Ibnu Qayyim di dalam Zadul Ma’ad .
Abu Hurairah juga pernah berkata, “Aku tidak melihat sesuatu pun yang lebih bagus dari pada Rasulullah SAW. Seolah-oleh matahari berjalan di muka beliau. Aku juga tidak melihat seseorang yang lebih jalannya daripada beliau, seakan-akan bumi menjadi turun di hadapan beliau. Kami sudah berusaha menyeimbangi beliau, tapi beliau seperti tidak peduli.”
Rasulullah tidak berjalan seperti orang sakit atau lamban. Maksud dari kata-kata cepat di sini bukan berarti cara berjalan yang menghilangkan kewibawaan, yang berjalan terlalu cepat. Artinya sedang-sedang saja, tidak terlalu cepat tidak terlalu lambat, sesuai dengan perawakan, umur dan kemampuan.
Rasulullah SAW juga para sahabat beliau telah menyontohkan kepada kita sikap tawadhu’ yang pada dasrnya adalah salah satu landasan sikap dan akhlak mereka.
Marilah kita simak kata-kata hikmah berikut ini yang terdapat dalam kitab Muzakarah fi manazili as Shiddiqin wa ar Rabbaniyyin; min khilali an Nushus wa Hikam Ibnu ‘Athaillah Sakandary, karya Syaikh Sa’id Hawwa:
“Barangsiapa yang beranggapan bahwa dirinya tawadhu’ pada hakikatnya dia orang-orang yang sombong, sebab anggapan tawadhu’ seperti ini tidak timbul kecuali lantaran rasa tinggi diri/tinggi hati. Karena itu, jika engkau beranggapan bahwa dirimu telah tawadhu’ sebenarnya engkau adalah orang yang takabur (sombong).”

Firman Allah dalam Q.S Al Furqon ayat 63 :
“Dan hamba-hamba Rabb yang Maha Penyayang (Ibadurrahman) itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (mengandung) keselamatan.”

2.) Murah hati
Sifat Ibadurrahman yang kedua adalah sifat Murah Hati saat bergaul dengan manusia, terutama dengan orang-orang yang jahil dan bodoh. Sebagaimana firman Allah SWT :
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى اْلأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلامًا
Artinya :
‘‘....dan apabila orang – orang jahil menyapa mereka, maka mereka mengucapkan kata – kata yang baik ( yang mengandung keselamatan ).’’ (Q. S Al Furqon : 63 )
Mengucapkan kata-kata yang baik artinya membebaskan diri dari kata-kata yang mengandung dosa, celaan, fitnah dan rasa dendam. Tidak membals keburukan dengan keburukan yang sama, meskipun itu sanggup dilakukan dan punya hak untuk membalasnya.
Allah SWT berfirman:
وَإِذَا سَمِعُوا اللَّغْوَ أَعْرَضُوا عَنْهُ وَقَالُوا لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ سَلامٌ عَلَيْكُمْ لا نَبْتَغِي الْجَاهِلِينَ
Artinya :
“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling dari padanya dan mereka berkata, “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amal kamu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang yang jahil.” (Q.S Al-Qashash: 55)
Ketika orang-orang jahil menyapa, maka Ibadurrahman mengucapkan perkataan yang baik, tidak melumuri lidahnya dengan kata-kata yang sia-sia, tidak meladeni dan menghindarinya. Karena mereka tidak mau waktu mereka terbuang hanya untuk melayani sesuatu yang tidak bermanfaat, bukankah waktu sangat berharga apalagi bagi Ibadurrahman. Begitulah Ibadarurrahman, mereka menjaga lidah, waktu dan umur, melindungi lembaran-lembaran kebaikan yang sudah ada dan mengisi dengan kebaikan-kebaikan yang lain, menghindari keburukan dan sesuatu yang tidak mendatangkan manfaat bagi mereka.
Nabi Isa a.s pernah berjalan melewati sekumpulan orang-orang Yahudi, lalu mereka melontarkan kata-kata yang tidak senonoh kepda beliau, tapi beliau menanggapi perkataan mereka dengan kebaikan. Maka ada beberapa orang bertanya kepada beliau, “Orang-orang itu telah melontarkan kata-kata tidak senonoh kepada engkau, namun engkau justru mengatakan yang baik kepada mereka.” Beliau menjawab, “Segala sesuatu mengeluarkan apa yang ada di dalamnya.”
Anas bin Malik r.a pernah berkata;
“Jika ada yang mengucapkan kata-kata kasar kepadamu, misalnya dengan ungkapan, “Wahai orang zalim, fasik, pendusta, pembohong”, atau kata-kata lain yang tidak senonoh, maka hadapilah ia dengan berkata, “Kalau memang engkau berkata bahwa aku ini seperti yang engkau katakan, semoga Allah mengampuni kesalahanku. Jika engkau dusta atau mengada-adaatau memfitnah dengan kata-katamu itu, semoga Allah mengampuni kedustaanmu.”
Allah SWT berfirman:
“Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan, seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (Q.S. Fushilat: 34)
Di dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk tetap berlaku baik bahkan yang lebih baik kepada orang yang berbuat jahat kepada kita, agar dia dapat berbalik menjadi teman yang setia. Karena manusia itu hakikatnya selalu menjadi tawanan dari kebaikan. Jika kita berbuat baik kepada seseorang, maka kebaikan itu akan mengikat dirinya dengan diri kita, sebagaimana yang dikatakan seorang penyair:
Dalam pembahasan sehari-hari, kita selalu menyebut dan menykapi dengan tidak senang seseorang yang disebut orang-orang yang jahil. Siapakah mereka yang disebut dengan orang-orang yang jahil itu? Menurut Syaikh Yusuf Al-Qardhawy, jahil menurut Al Qur’an adalah setiap orang yang durhaka kepada Allah Azza wa Jalla, setiap orang yang memberi kekuasaan kepada hawa nafsu untuk mengalahkan kebenaran. Dan setiap orang yang memberi kekuasaan kepada syahwat untuk mengalahkan akal sehatnya, dapat dikatakan jahil. Orang-orang yang meremehkan, mengolok-olok masalah yang serius dan mengejek kebenaran. Begitupun setiap orang yang akhlaknya buruk.
Al Qur’an menceritakan ketika para wanita tertarik dan terpesona saat menatap wajah tampan Nabi Yusuf a.s, maka Nabi Yusuf a.s berkata,
“…Dan jika tidak Engkau hindarkan aku dari tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk memenuhi keinginan mereka, dan tentulah aku termasuk orang-orang yang jahil.” (Q.S. Yusuf: 33)
Al Qur’an juga menceritakan ketika Nabi Musa a.s memerintahkan kaumnya agar menyembelih sapi betina, maka mereka berkata,
“Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?” Musa menjawab, “Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil.” (Q.S. Al Baqarah: 67)
3.) Mendirikan Shalat Malam
Orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. Mereka adalah orang-orang yang banyak mengerjakan sholat malam dan ikhlas dalam mengerjakannya demi Tuhan mereka serta senantiasa tunduk merendahkan diri kepada-Nya. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah ta’ala di dalam ayat yang lain,
تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفاً وَطَمَعاً وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّا أُخْفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاء بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya (maksudnya mereka tidak tidur di waktu Biasanya orang tidur untuk mengerjakan sholat malam) dan mereka selalu berdoa kepada Robbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa-apa rezeki yang kami berikan. Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. As Sajdah: 16)
Allah SWT berfirman:
“Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal. Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
4.) Beramal dan bertawakkal.
Jika seseorang hidup sederhana, tidak bakhil dan tidak kikir, tidak boros dan berlebih-lebihan, maka itu merupakan dalil (pertanda) kedalaman pengetahuan dan cahaya ilmunya. Dia berjalan di tengah, dan sebaik-baik urusan adalah pertengahannya. Islam menuntut ummatnya untuk menafkahkan sebagian dari harta mereka, dan tidak menuntut mereka menafkahkan semua harta yang di miliki. Ketika Allah mewajibkan manusia untuk mengeluarkan zakat, maka zakat yang dikeluarkan itu hanya beberapa persen dari harta yang dimiliki, dan tidak membebankan mereka dengan jumlah yang terlalu banyak.
Dengan jiwa yang suci bersih bak seorang bayi yang baru lahir. Marilah kita tundukkan hati kita kepada kebesaran Allah, menengadah, mengharap akan karunia dan rahmat-Nya, untuk kita keluarga kita, kaum Muslimin, dan bangsa kita,

رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ اِسْرَافَنَا فِى أَمْرِنَا وَ ثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَ انْصُرْنَا عَلَى القَوْمِ الكَافَرْيْن.
“Ya Allah, Ampunilah dosa kami, ampunilah keteledoran kami, dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami menghadapi kaum kafir”.

5.) Sederhana dalam membelanjakan harta.
Islam mengajarkan sikap pertengahan (sederhana) dalam segala perkara, termasuk dalam hal membelanjakan harta yang dimiliki. Yaitu tidak berlebihan dan tidak pula kikir.
Tidak ada salahnya Ibadurrahman memiliki harta. Karena harta dalam pandangan Islam merupakan karunia Ilahi yang diusahakan manusia dan nikmat yang harus disyukuri dan juga merupakan amanat yang harus dipelihara. Bagi Ibadurrahman, harta adalah karunia Allah yang diserahkan dan dipercayakan kepada manusia untuk mengurus dan mengembangkannya.
Allah SWT telah memberikan petunjuk dalam hal yang berhubungan dengan harta. Yang berkaitan dengan cara mendapatkannya (yaitu harus dengan cara yang halal sesuai dengan apa yang telah disyari’atkan), cara mengembangkan nya, cara membelanjakannya, dan cara menyalurkannya. Boleh jadi manusia berusaha mengumpulkan harta dari cara-cara yang halal. Tapi setelah itu dia menjadi kikir untuk memenuhi haknya, bakhil membelanjakannya untuk hal-hal yang disukai dan diridhai Allah atau sebaliknya, dia menghambur-hamburkannya kesana kemari tanpa ada manfaat apapun.

6.) Tauhid
Allah SWT menyatakan sifat Ibadurrahman yang keenam ini dalam firman-Nya:
وَالَّذِينَ لاَ يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا ءَاخَرَ وَلاَ يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إلاَّ بِالْحَقِّ وَلاَ يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا
“Dan orang-orang yang tidak menyembah sesembahan lain beserta Allah.” (Q.S. Al Furqan: 68)
Artinya Ibadurrahman mempunyai suatu keyakinan yang menancap dalam qalbu mereka bahwa tidak ada yang patut dan berhaq untuk disembah melainkan Allah SWT. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menulis dalam bukunya Syarhu Tsalatsati Al Ushul ketika memberikan keterangan dan penjelasan (Syarah) tentang kandungan makna firman Allah SWT yang terdapat dalam surat Ali Imran Ayat 18.
Kemudian beliau menegaskan bahwa Ibadurrahman yang memiliki kematangan Tauhid meyakini bahwa meskipun ada sesembahan selain Allah, namun itu semua adalah batil, dan tidak berhak disembah, oleh karena tidak memiliki sifat Uluhiyah sama sekali.
Marilah kita simak apa komentar Imam Fakhruddin Muhammad bin Umar bin Husen Ar Raazi (Penulis Kitab Tafsir Mafaatihil Ghaib/Tafsir Al Kabir tentang ayat di atas yang terdapat dalam bukunya ‘Ajaibul Qur’an, “Dari ayat di atas kita dapat mengetahui bahwa sebenarnya Allah Ta’ala mendahulukan perintah-Nya untuk berma’rifatut tauhid (pengenalan terhadap tauhidullah) dari pada perintah memohon ampun kepada-Nya. Sebabnya ialah karena ma’rifatut tauhid menunjuk kepada ilmu ushul (pokok dan prinsip), sedangkan kegiatan memohon ampunan-Nya menunjukkan kepada ilmu yang bersifat furu’ (cabang). Oleh sebab itu jelaslah, ilmu ushul harus didahulukan . Jika kita tidak mengetahui eksistensi Sang Pencipta maka hal itu akan menghalangi tegaknya ketaatan dan penghambaan kita kepada-Nya.”
Prof. DR. Mahmud Saltut mengatakan bahwa Islam menetapkan Wahdaniyah Rububiyah. Artinya, tidak ada Tuhan yang menciptakan, mengatur dan melaksanakan segala sesuatu, melainkan Allah ‘Azza Wajalla. Kemudian menetapkan Wahdaniyatul Uluhiyah, artinya tidak ada zat yang berhak disembah, dihadapkan kepadanya segala permohonan dan dimohonkan pertolongannya, selain Allah SWT. Syaikh Yusuf Al Qardhawy menambahkan bahwa tauhid ada dua macam: Tauhid Rububiyah dan Tauhid Uluhiyah. Yang disebut Tauhid Rububiyah ialah engkau meyakini bahwa tidak ada Rabb selain Allah, tidak ada Khaliq, tidak ada pemberi rezki melainkan Allah semata, Dialah yang menciptakan langit dan bumi beserta seluruh isinya serta menguasainya.
Adapun Tauhid Uluhiyah ialah jika engkau tidak menyembah, tidak memohon pertolongan, todak berdoa, tidak takut, dan tidak berharap kecuali kepada Allah semata. Karena tauhid inilah Allah menurunkan kitab-kitab-Nya, mengutus rasul-rasul-Nya, agar para rasul itu mengajak kaumnya kepada tauhid ini. Karena itu seruan yang pertama dalam setiap risalah para rasul adlah kalimat tauhid.
Rasulullah SAW pernah mengirim surat kepada beberapa raja yang berkuasa pada saat itu. Kepada Kaisar Rumawi, kepada Muqaqis, kepada Najasyi dan kepada para ahli Kitab dengan menyebutkan ayat yang mulia berikut ini:
“Katakanlah: “Wahai ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan diantara kami dan kalian, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah, dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain daripada Allah.” (Q.S. Ali Imran: 64)

7.) Menjauhi tindak pembunuhan dan menghormati kehidupan
Syari’at Islam tidak diturunkan hanya untuk menjaga agama dan aqidah semata, tetapi juga untuk menjaga darah dan jiwa, menjaga kehormatan dan kesucian, menjaga akal, keturunan dan harta benda. Karena itu Ibadurrahman sangat menjauhi tindak kekerasan apalagi yang mengarah kepada pembunuhan, dan mereka sangat menghormati kehidupan, menaburkan kasih sayang di tengah-tengah manusia dan membenci kejahatan, terlebih lagi yang namanya pembunuhan.
Semenjak dahulu kala manusia selalu dikuasai oleh nafs Ammarah, jiwa yang menyuruh kepada kejahatan, sehingga sebagian membunuh sebagian yang lain, hanya karena memperebutkan keduniawian yang tidak seberapa nilainya, atau karena amarah yang meluap-luap, atau karena kedengkian, kebencian dan perselisihan, atau karena kompetisi dan persaingan dalam kehidupan ini, atau sebab-sebab yang lain. Pada masa awal kehidupan manusia, pembunuhan telah terjadi. Dimana salah seorang putra Adam a.s yang bernama Qabil membunuh saudaranya sendiri Habil. Dan ini merupakan tidakan pembunuhan yang pertama kali di muka bumi. Saat itu seseorang belum tahu bagaiman memperlakukan jasad orang lain, maka Allah mengutus seekor burung gagak yang menggali dipermukaan tanah, untuk mengajarkan kepada manusia bagaimana memperlakukan jasad saudaranya yang sudah mati.
Rasulullah SAW telah memperingatkan ummatnya agar tidak kembali ke era jahiliyah, yang memiliki tradisi saling bermusuhan, dan saling membunuh tanpa ada alasan yang benar. Maka ketika haji Wada’ beliau bersabda di hadapan ribuan orang-orang muslim“Janganlah kalian kembali menjadi kafir sesudahku, sehingga diantara kalian memenggal leher sebagian yang lain (saling membunuh)”.
Jika sebagian mereka dengan sebagian yang lain saling membunuh, maka beliau menganggap hal itu sebagai keadaan orang-orang kafir. Karena prilaku keji tersebut (membunuh dan saling bunuh) bukan keadaan atau sifat orang-orang muslim. Allah menegaskan dalam Al Qur’an:
وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا
“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah jahannam, ia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya, mengutuknya dan menyediakan azab yang besar baginya.” (Q.S. An Nisaa’: 93)
Marilah kita renungkan sabda-sabda Rasulullah SAW berikut ini:
لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عِنْدَ اللهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمْ
“Kebinasaan dunia ini lebih remeh bagi Allah daripada Pembunuhan terhadap seorang muslim.” (H.R. At Tirmidzi dan An Nasa’i)
أَوَّلُ مَا يُقْضَى بَيْنَ النَّاسِ يَوْمَ القِيَامَةِ فِى الدِّمَاءِ
“Pengadilan yang pertama kali di antara manusia pada hari kiamat adalah mengenai darah (pembunuhan).” (H.R Bukhari dan Muslim)
Bahkan membantu orang lain untuk membunuh orang mukmin, entah dengan cara apapun dan sekecil apapun, juga mendapatkan balasannya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.“Barangsiapa yang membantu untuk membunuh seorang mukmin dengan sepenggal kata, maka dia akan bertemu Allah dan diantara matanya tertulis ‘Terputus dari rahmat Allah’.”(H.R. Ibnu Majah)
Setiap jiwa mempunyai kehormatan dan hak hidup, maka setiap manusia harus menghormatinya, bahkan jiwa seekor kucingpun mempunyai hak, sehingga seorang wanita dimasukkan ke dalam neraka karena mengurungnya hingga mati tanpa memberinya makan atau tidak melepaskannya agar si kucing dapat mencari sendiri makanannya. Karena itulah Ibadurrahman sangat menjauhi penumpahan darah, mereka menghormati kehidupan.



8.) Menjauhi Zina
Islam melarang segala sesuatu yang menjurus kepada zina, yang dimulai dengan mendidik individu agar menjaga kehormatannya, menjaga kemaluannya, menahan pandangannya, baik laki-laki maupun perempuan.
Islam melarang pergaulan bebas (promiskuitas) antar lawan jenis (laki-laki dan perempuan) dan mengharamkan laki-laki berkhalwat, berduaan bersama wanita yang bukan mahram, melarang pandangan yang disertai nafsu syahwat, melarang wanita terlalu bersolek dan pakaian yang seronok. Jangankan melakukan perzinaan, mendekatinya saja sudah diharamkan Allah. Inilah tanda kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya.
Prof. DR. dr. H. Dadang Hawari dalam bukunya Al Qur’an; Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa mengungkapkan tentang gaya hidup dengan pola pergaulan bebas (promiskuitas) dan hubungan bebas (free sex) yang terjadi di sebuah negara maju yang dangat dikenal yaitu Amerika. Hawari mengatakan, “bahwa 7 dari 10 wanita dan 8 dari 10 pria telah melakukan hubungan seksual (di luar nikah) sebelum mereka berumur 20 tahun. Satu dari 6 pelajar putri yang aktif bergaul bebas (sexuall active), paling sedikit telah berganti-ganti pasangan dengan 4 pria yang berbeda. Setiap tahunnya 1 dari 7 remaja terkena penyakit kelamin. Sebanyak 2,5 hingga 5 juta orang Amerika di bawah umur 25 tahun telah memperoleh pengobatan untuk penyakit kelamin setiap tahunnya. Data pada tahun 1985 menyebutkan bahwa 65 % dari penyekit kencing nanah (gonorrhoe), 40 % dari penyakit sipilis, penderitanya adalah mereka yang berusia 10-24 tahun. Peringkat tertinggi untuk penyakit gonorrhoe (kencing nanah), sipilis, dan chlamydia, adlah pada remaja putri usia antara 10-14 tahun dan 15-19 tahun. Setiap tahunnya 1 dari 10 remaja putri hamil dengan resiko kehamilan secara kumulatif hingga usia 20 tahun mencapai 40 % (setiap satu menit dua remaja hamil). Selain dari pada itu setiap tahunnya antara 125.000 hingga 200.000 remaja terlibat prostitusi (pelacuran).”
Tidak diragukan lagi bahwa sabda beliau di atas adalah salah satu tanda dari kenabiannya dan salah satu bukti mengenai kerasulannya, ketika menceritakan hal tersebut sejak 1300 tahun silam, munculnya perbuatan keji di tengah suatu bangsa atau masyarakat yang dikerjakan secara terang-terangan tanpa ada rasa malu apalagi sungkan. Keadaan masyarakat yang demikian itu ternyata mengundang datangnya berbagai macam wabah dan penyakit yang mereka sendiri tidak mampu mengatasinya. Seperti yang ada di hadapan mata kita, salah satu contoh dari perbuatan perzinaan yang dilakukan dengan begitu gampang oleh sebagian anak manusia yang kehilangan akal sehatnya, apa yang terjadi? Timbulnya penyakit yang begitu ganas yang mematikan; yaitu AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Islam mengharamkan zina namun Islam sama sekali tidak memusuhi dan berseberangan dengan naluri seksual. Tapi Islam berpendapat agar naluri seksual ini diletakkan seperti apa yang dikehendaki dan diperintahkan Allah agar manusia menyalurkannya lewat cara yang halal, yaitu lewat pernikahan, sehingga terbentuk rumah tangga dan keluarga yang penuh ridha dan rahmat Allah, keluarga yang sakinah sehingga dengannya terbentuklah masyarakat yang ideal sesuai dengan petunjuk Ilahi.
Allahu A’lam

9.) Taubat Nashuha
Pada pembahasan tentang sifat-sifat Ibadurrahman sebelumnya dapat kita ambil pelajaran bahwa mereka adalah hamba-hamba Allah yang senantiasa mengerjakan kebajikan dan menjauhi keburukan. Namun demikian, sebagai manusia biasa, sudah barang tentu mereka pernah melakukan kesalahan dan dosa, akan tetapi mereka tidak membiarkan dirinya hanyut dan tenggelam di dalamnya. Apabila mereka mendapatkan dirinya melakukan dosa atau kesalahan, mereka langsung bertaubat memohon ampun kepada Allah. Dan menyesali perbuatannya.
Taubat merupakan rahmat Allah bagi hamba-hamba-Nya. Allah Maha Mengetahui akan kelemahan hamba-hambnya. Manusia diciptakan tidak sesuci malaikat, tapi manusia diciptakan sebagai makhluk yang memiliki keinginan, dorongan dan syahwat, amarah dan birahi, sehingga mereka sering terseret dalam bujuk rayu syetan yang selalu menggodanya. Allah mengetahui yang demikian itu pada hamba-Nya, maka Dia membukakan pintu taubat bagi mereka. Allahlah yang menciptakan mereka dalam keadaan seperti itu karena Dia ingin menerima taubat hamba-Nya. Diantara asma Allah adalah At Tawwab (Maha Penerima Taubat), Al Ghaffar (Maha Mengampuni) dan Al ‘Affuwwu- Ar Rahim (Maha Pemberi Maaf dan Maha Penyayang).
قُلْ يَاعِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah, Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Az Zumar: 53)
Syaikh DR. Yusuf Al Qardhawy dalam bukunya At Taubah Ilallah menyebutkan beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan istighfar (memohon ampunan Allah) agar istighfar diterima di sisi Allah SWT.
Pertama: niat yang benar dan ikhlas karena Allah
Kedua: harus ada kebersamaan hati dan lisan dalam melakukan istighfar.
Seseorang tidak akan bisa mengatakan “Aku mohon ampun kepada Allah” tapi hatinya tetap berkeinginan untuk melakukan kedurhakaan. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, dia berkata, “Orang yang memohon ampun dari dosa namun dia tetap melakukan dosa itu, sama dengan orang-orang yang mengolok-olok Allah.”
Ketiga: menjaga kesucian.
Agar setiap yang melakukan istighfar berada dalam kondisi yang paling sempurna, lahir maupun batin. Seperti yang disebutkan dalam hadits Ali bin Abi Thalib, beliau berkata, ”Aku diberitahu Abu bakar As Shiddiq, dia berkata, ‘Aku pernah mendengar Nabi SAW bersabda’,
“Tidaklah seorang melakukan dosa, kemudian bangkit, bersuci dan membaguskannya, kemudian memohon ampun kepada Allah Azza wa Jalla, melainkan Dia (Allah) akanmengampuni dosanya.”
Keempat: memohon ampunan Allah dalam keadaan antara takut dan berharap.
Para pendurhaka tidak boleh berputus asa, sehingga enggan untuk bertaubat. Tak ada yang dianggap terlalu besar bagi Allah, seperti apapun besarnya dosa itu. Sesungguhnya ampunan dan rahmat Allah jauh lebih besar dari dosa itu. Namun jangan pula terlena, sesungguhnya azab dan siksa Allah amat keras.
Kelima: memilih waktu-waktu yang lebih utama, seperti padaa sepertiga malam yang terakhir (waktu sahur sebelum mendekati subuh).
Keenam: memohon ampun sewaktu shalat. Seperti ketika sujud, sebelum salam, sesudah tahyat akhir ataupun seusai shalat.
Rasulullah SAW pernah mengajarkan kepada Abu Bakar r.a agar mengucapkan dalam shalat sebelum salam: "Ya Allah, sesungguhnya aku telah menzholimi diriku sendiri dengan kezholiman yang banyak, sementara tidak ada yang mengampuni dosa-dosa selain Engkau, Maka ampunilah bagiku dengan ampunan dari sisi-Mu dan rahmatilah aku, karena sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Yang paling penting, sudah saatnya kita bertaubat memohon ampun kepada Allah, karena kita tidak tahu kapan ajal menjemput kita. Kalau saja kita masih saja berada dalam kubang kedurhakaan dan kemurkaan, niscaya kita akan menemui penyesalan yang pasti tiada arti. Padahal Allah selalu menanti permohonan taubat hamba-hamba-Nya. Maka kesempatan yang kini telah diberikan Allah haruslah dpergunakan sebaik-baiknya.


10.) Tidak bersumpah palsu dan meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat
Allah SWT mensifati Ibadurrahman dalam Al Qur’an surat Al Furqan ayat 72:
وَالَّذِينَ لاَ يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا
“Dan orang-orang yang tidak memberi persaksian palsu dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.”
Menjadi ciri mutlak seorang mukmin bahwa mereka senantiasa berkata benar dan apabila mereka menjadi saksi, mereka jauh dari perkataan dusta, sumpah palsu dan kesaksian palsu. Karena baik perkataan palsu, kesaksian palsu maupun sumpah palsu sangat dimurkai Allah SWT. Karena, yang demikian itu salah satu ciri orang-orang yang munafik.
Rasulullah SAW menggolongkan saksi palsu dalam golongan dosa besar, bahkan beliau bersabda bahaw sumpah palsu setara dengan syirik kepada Allah SWT. Sebagaimana sabda beliau yang diriwayatkan oleh Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad : “Kesaksian palsu disetarakan dengan syirik kepada Allah.”
Syaikh DR. Yusuf Al Qardhawy mengatakan bahwa kesaksian palsu disejajarkan dengan syirik kepada Allah, karena di belakang kesaksian palsu itu tersembunyi pengabaian hak dan menyulut permusuhan antara manusia, dan di belakang ini akan muncul dampak-dampak lain, seperti yang kuat memakan yang lemah, kebenaran bisa diperjual belikan, sehingga orang akan memberikan kesaksian secara batil dan mengabaikan hak orang lain.
Sebagian orang ada yang tidak ingin berdusta dalam memberikan kesaksian. Akan tetapi ia menyembunyikannya. Padahal tindakannya yang menyembunyikan kesaksian itu bisa menghilangkan hak atau boleh jadi membantu kebatilan, atau boleh jadi pula menelantarkan agama dan juga dunia. Karena itu Allah befirman dalam surat Al Baqarah ayat 283:
... وَلاَ تَكْتُمُوا الشَّهَادَةَ وَمَنْ يَكْتُمْهَا فَإِنَّهُ ءَاثِمٌ قَلْبُهُ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
“Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, dan barangsiapa menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.”
Kemudian, ketika membahas ayat dari firman Allah, “Dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka melalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” Syaikh Yusuf Al Qardhawy mengatakan artinya: Mereka (Ibadurrahman-red) menjaga kehormatan dirinya tanpa mau bergabung dalam kebatilan itu. Diri mereka terlalu mulia untuk bergabung dengan kebatilan, meskipun mereka tidak termasuk yang melakukan kebatilan tersebut. Umur mereka terlalu mahal untuk dibuang secara sia-sia dalam kebatilan dan hal-hal yang tidak berfaedah yang tiada membawa manfaat. Karena itu, tidak selayaknya seorang mukmin duduk di suatu tempat yang diisi kemungkaran dan keburukan.

11.) Menyelami ayat-ayat Allah (Bertafakkur dan Berzikir)
Ibadurrahman adalah sosok hamba Allah yang tiada henti bertafakkur dan berzikir, membaca dan sekaligus menghayati dan menyelami ayat-ayat Allah SWT yang kemudian menghasilkan kemantapan iman dan kematangan aqidah kepada Allah. Setiap apa yang mereka tangkap dari ayat-ayat Allah, mereka sikapi dengan menunjukkan ketaatan kepada-Nya, karena itu mereka tiada pernah lalai akan printah Allah SWT. Mereka disifati Allah dalam Al Qur’an:
وَالَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمًّا وَعُمْيَانًا
“Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Rabb mereka, maka mereka tiadalah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta.”(Q.S. Al Furqan: 73)
Syaikh DR. Yusuf Al Qardhawy mengatakan, diantara orang-orang salaf ada yang berkata, “Tadinya aku tidak pernah merasakan kelezatan di dalam Al Qur’an hingga Allah memberi anugerah kepadaku, sehingga aku membacanya seakan-akan aku mendengarkannya langsung dari Rasulullah SAW yang sedang membacakannya di hadapan para sahabat. Maka ketika aku membacanya, seakan-akan mendengarkan langsung dari Jibril yang disampaikan kepada Rasulullah SAW. Kemudian aku naik setingkat lebih tinggi lagi, sehingga seakan-akan mendengarnya langsung dari Allah.”
Ibadurrahman apabila mendengarkan ayat-ayat Al Qur’an maka iman mereka semakin bertambah. Karena Al Qur’an adalah penawar hati mereka. Sementara orang-orang yang tiada iman dalam hatinya, justru membuatnya gelisah, dan mereka enggan mendengarkannya, karena telinga mereka telah tersumbat. Allah SWT berfirman:
وَلَوْ جَعَلْنَاهُ قُرْءَانًا أَعْجَمِيًّا لَقَالُوا لَوْلاَ فُصِّلَتْ ءَايَاتُهُ ءَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ وَالَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ فِي ءَاذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ
“Katakanlah, ‘Al Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedangkan Al Qur’an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu seperti orang-orang yang dipangil dari tempat yang jauh.” (Q.S. Fusshilat : 44)



C. HAMBA – HAMBA YANG TIDAK TERMASUK IBADURRAHMAN

Dengan demikian dapat dipahami bahwa selain hamba Allah yang Rahman, tentu akan ada golongan-golongan hamba-hamba atau budak-budak yang lainnya. Seperti :
1.) Hamba (budak) syeitan
Yaitu orang – orang yang selalu menuruti hawa nafsunya, bahkan perbuatannya seperti syeitan. Orang – orang yang menyekutukan Allah dengan meminta pertolongan pada syeitan juga termasuk hamba syetain. Hukumnya adalah haram. Orang tersebut dianggap kafir & akan masuk neraka.
2.) Hamba syahwat / birahi
Yakn orang yang selalu menuruti nafsu syahwatnya. Sehingga ia lupa pada Allah.
3.) Hamba uang / harta
Adalah orang yang selalu mengagung-agungkan materi terutama uang. Seluruh hidupnya hanya dihabiskan untuk memikirkan uang & menjadikan uang sebagai raja baginya. Ia selalu ingin hidup yang kaya dan bergelimang harta.
4.) Hamba khamar
Adalah orang yang selalu menghabiskan waktunya untuk bersenang – senang dengan minum – minuman keras / khamar. Sehingga keluarganya sering terbengkalai karenanaya.
5.) Hamba narkoba
Adalah orang yang hidupnya bergantung pada narkoba. Karena ia akan selalu kecanduan terus. Tanpa narkoba, ia tidak memiliki semangat untuk hidup.
6.) Hamba tahta
Seseorang yang menjadi hamba tahta akan selalu memikirkan bagaimana menempati deerajat / pangkat yang tinggi.
7.) Hamba wanita
Yakni seseorang yang hidupnya selalu haus akan wanita. Sehingga ia akan mengumbar nafsunya demi memenuhi kebuutuhan syahwatnya akan wanita.
D. MEMBINA KEPRIBADIAN MENJADI IBADURRAHMAN
Ada beberapa tahapan dalam membentuk manusia yang Ibadurrahman, yaitu :
1. MU’AHADAH
Adalah mengingat perjanjian dengan Allah SWT.

2. MUJAHADAH
Mujahadah berarti bersungguh hati melaksanakan ibadah dan teguh berkarya amal shaleh, sesuai dengan apa yang telah diperintahkan Allah SWT yang sekaligus menjadi amanat serta tujuan diciptakannya manusia.

3. MURAQABAH
Muraqabah artinya merasa selalu diawasi oleh Allah SWT sehingga dengan kesadaran ini mendorong manusia senantiasa rajin melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

4. MUHASABAH
Muhasabah berarti introspeksi diri, menghitung diri dengan amal yang telah dilakukan. Manusia yang beruntung adalah manusia yang tahu diri, dan selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan kelak yang abadi di yaumul akhir.

5. MU’AQABAH
Muaqabah artinya pemberian sanksi terhadap diri sendiri.Apabila melakukan kesalahan atau sesuatu yang bersifat dosa maka ia segera menghapus dengan amal yang lebih utama meskipun terasa berat, seperti berinfaq, bertaubat, istighfar dan sebagainya. Kesalahan maupun dosa adalah kesesatan. Oleh karena itu agar manusia tidak tersesat
hendaklah manusia bertaubat kepada Allah, mengerjakan kebajikan sesuai dengan norma yang ditentukan untuk menuju ridha dan ampunan Allah.
Hanyut dalam kesalahan adalah perbuatan yang melampaui batas dan wajib ditinggalkan. Di dalam ajaran Islam, orang baik adalah orang yang manakala berbuat salah, bersegera mengakui dirinya salah, kemudian bertaubat, dalam arti kembali ke jalan Allah dan berniat serta berupaya kuat untuk tidak akan pernah mengulanginya untuk kedua kalinya.

6. MUSYAHADAH
Situasi batin dari orang-orang yang terus musyahadah atau menyaksikan keagungan Ilahi amat tenang. Sehingga tak ada kewajiban yang diperintah dilalaikan dan tidak ada larangan Allah yang dilanggar.
Jiwa yang memiliki rusyda terus hadir dengan khusyu’. Inilah sebenarnya yang disebut mujahidin ‘ala nafsini wa jawarihihi, yaitu orang yang selalu bersungguh dengan nuraninya dan gerakannya. “Barangsiapa menghias lahiriah dengan mujahadah,Allah akan memperindah rahasia batin melalui musyahadah.
Jiwa mempunyai dua sifat yang menghalanginya dalam mencari kebaikan; Pertama larut dalam mengikuti hawa nafsu, Kedua ingkar terhadap ketaatan.
a. Manakala jiwa ditunggangi nafsu, wajib dikendalikan dengan kendali taqwa.
b. Manakala jiwa bersikeras ingkar kepada kehendak Tuhan, wajib dilunakkan dengan menolak keinginan hawa nafsunya.
c. Manakala jiwa bangkit memberontak, wajib ditaklukkan dengan musyahadah dan istigfar.
Sesungguhnya bertahan dalam lapar (puasa) dan bangun malam di perempat malam (tahajjud), adalah sesuatu yang mudah. Sedangkan membina akhlak dan membersihkan jiwa dari sesuatu yang mengotorinya
sangatlah sulit.



7. TASYAKUR NIKMAT
Dengan tasyakur akan melahirkan watak positif sebagai hasil jalinan hubungan komunikatif dengan ma’bud (hablum minallah), membentuk sisi kejiwaan (psychological side-effect) yang terlihat jelas pada sikap kokoh hubungan mu’amalah, atau hubungan sosial kemasyarakatan (social effect), yang tampak nyata pada jalinan tugas-tugas kebersamaan (hablum minan-naas), kesediaan meringankan beban orang lain, peduli dengan kaum fuqarak wal masakin,sedia memikul beban secara bersama, dan hidup dengan prinsip ta’awun (saling menolong, bekerja sama dan sama-sama bekerja).

8. SABAR DAN RIDHA
Dalam setiap keadaan seorang hamba tidak akan pernah terlepas dari ujian yang harus disikapinya dengan kesabaran, serta nikmat yang harus disyukuri.
Sikap shabar menjadikan seorang hamba tidak berlepas diri dari kewajiban yang difardhukan Allah SWT yang mesti dilaksanakan, dan larangan yang wajib dihindari.
Hidup yang sedang kita jalani ini tidak terlepas dari keinginan2. Dan keinginan tidak terlepas dari usaha. Makin tinggi keinginan makin kuat dan besar usaha yang dilakukan. Keinginan dan usaha mesti dikuatkan dengan penyerahan diri kepada Allah SWT dengan sikap tawakkal.

9. DOA
Doa adalah bagian dari zikrullah.Tempat zikir berada di dalam hati, bukan diujung lidah belaka, bermakna dengan qalbu yang khusyu’, khudhu’, tadharru’, tawadhu’ yang melahirkan rasa khauf dan raja’di setiap kesempatan, pagi dan petang, siang dan malam.

PENUTUP

Syukur Alhamdulillah marilah kita panjatkan kepada Allah yang telah membukakan pintu hati kita dan menunjukkan jalan yang benar bagi kita. Semoga kita bisa menjaga diri kita di zaman modern seperti sekarang ini yang penuh dengan tantangan dan coba’an bagi kita.
Di zaman modern sekarang ini, iman dan taqwa sangat penting bagi setiap muslim. Sosok ibadurrahman semoga bisa hadir dalam diri kita. Sehingga dalam kehidupan sehari – hari kita tidak akan diperbudak oleh syeitan yang akan menjerumuskan kita ke neraka.
Meskipun kita tidak bisa melihat langsung Rasulullah SAW. Tapi, paling tidak kita bisa melakukan sifat Ibadurrahman yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, yang diriwayatkan oleh para sahabat.
Semoga kita bisa meniru keteladanan beliau dan semoga masyarakat negeri ini menjadi lebih baik dari sebelumnya.


DAFTAR PUSTAKA

Buya Masoed Abidin.2009. Sifat – sifat Ibadurrahman. http://blogminangkabau.wordpress.com/2009/04/10/sifat-sifat-ibadurrahman/. Diperoleh pada tanggal 10 Desember 2010

Mohd masri. 2008. Mari Menjadi Ibadurrahman. http://soaljawab.wordpress.com/2008/04/10/mari-menjadi-ibadurrahman/ diperoleh pada tanggal 10 Desember 2010

Rabu, 25 November 2009

ASUHAN KEPERAWATAN APENDISITIS


A. Pengertian
1. Appendiks adalah : Organ tambahan kecil yang menyerupai jari, melekat pada sekum tepat dibawah katup ileocecal ( Brunner dan Sudarth, 2002 hal 1097 ).
2. Appendicitis adalah : suatu peradangan pada appendiks yang berbentuk cacing, yang berlokasi dekat katup ileocecal ( long, Barbara C, 1996 hal 228 )
3. Appendicitis adalah : Peradangan dari appendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. (Arif Mansjoer ddk 2000 hal 307 )

B. Anatomi
1. Anatomi Appendiks
a. Letak di fossa iliaca kanan, basis atau pangkalnya sesuai dengan titik Mc Burney 1/3 lateral antara umbilicus dengan SIAS.
b. Basis keluar dari puncak sekum bentuk tabung panjang 3 – 5 cm.
c. Pakal lumen sempit, distal lebar. ( Farid 3, 2001 )
2. Usus besar merupakan tabung muscular berongga dengan panjang sekitar lima kaki ( sekitar 1,5 m ) yang terbentang dari sekum sampai kanalis ani. Diameter usus besar sudah pasti lebih besasr dari usus kecil. Rata –rata sekitar 2,5 1nc.( sekitar 6,5 cm ) tetapi makin dekat anus diameternya makin kecil. Usus besardibagi menjadi sekum, colon, dan rectum. Pada sekum terdapat katup ileosecal dan Appendiks yang melekat pada ujung sekum. Colon dibagi lagi menjadi colon asendens, transversum desendens dan sigmoid. Tempat dimana colon membentuk kelokan tajan yaitu pada abdomen kanan dan kiri atas berturut – turut dinamakan fleksura hepatica dan fleksura lienalis. Colon sigmoid mulai setinggi Krista iliaka dan membentuk S. lekukan rectum. Pada posisi ini gaya berat membantu mengalirkan air dari rectum ke fleksura sigmoid. Rectum terbentang dari colon sigmoid sampai anus ( Silvia A. Price, Lorraina, M Wilson 1995

C. Fisiologi
Appendiks menghasilkan lendir 1 – 2 ml perhari. Lendir itu secara normal dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. Hambatan aliran lendir dimuara appendiks tampaknya berperan pada patogenesis appendicitis.
Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (Gut Associated Lymfoid Tissue) yang terdapat disepanjang saluran cerna termasuk appendiks. Immunoglobulin itu sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi. Namun demikian pengangkatan appendiks tidak mempengaruhi system imun tubuh sebab jumlah jaringan limfa disini kecil sekali jika dibandingkan jumlah disaluran cerna dan seluruh tubuh.

D. Etiologi
Appendicitis belum ada penyebab yang pasti atau spesifik tetapi ada factor prediposisi Yaitu :
a. Factor yang tersering adalah obtruksi lumen. Pada umumnya obstruksi ini terjadi karena :
§ Hiperplasia dari folikel limfoid, ini merupakan penyebab terbanyak
§ Adanya faekolit dalam lumen appendiks
§ Adanya benda asing seperti biji – bijian
§ Striktura lumen karena fibrosa akibat peradangan sebelumnya
b. Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalah E. Coli dan streptococcus
c. Laki – laki lebih banyak dari wanita. Yang terbanyak pada umur 15 – 30 tahun (remaja dewasa). Ini disebabkan oleh karena peningkatan jaringan limpoid pada masa tersebut.
d. Tergantung pada bentuk appendiks
1. Appendik yang terlalu panjang
2. Messo appendiks yang pendek
3. Penonjolan jaringan limpoid dalam lumen appendiks
4. Kelainan katup di pangkal appendiks

E. Insiden
Appendisitis aku dinegara maju lebih tinggi daripadadi negara berkembang namun dalam tiga – empat dasawarsa terjadi peningkatan.kejadian ini diduga disebabkan oleh meningkatnya pola makan berserat dalam menu sehari – hari, pada laki – laki dan perempuan pada umumnya sebanding kecuali pada umur 20 – 30 tahun insiden pada laki – laki lebih tinggi. Appendicitis dapat ditemukan pada semua umur , hanya pada anak yang kurang dari satu tahun yang jarang dilaporkan, mungkin karena tidak terduga sebelumnya. Insiden tertnggi terjadi pada kelompok umur 20 – 30 tahun, setelah itu menurun.

F. Patofisiologi
Appendiks terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau tersumbat kemungkinan oleh fekolit ( massa keras dari fecces) atau benda asing. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intaraluminal, menimbulkan nyeri atas atau menyebar hebat secara progresif, dalam beberapa jam terlokalisasi dalam kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya appendiks yang terinflamasi terisi pus.

G. Manisfestasi klinis
1. Nyeri kuadran kanan bawah biasanya disertai dengan demam derajat rendah, mual, dan sering kali muntah.
2. Pada titik McBurney (terletak dipertengahan antara umbilicus dan spina anterior dari ilium) nyeri tekan setempat karena tekanan dan sedikit kaku dari bagian bawah otot rectum kanan.
3. Nyeri alih mungkin saja ada, letak appendiks mengakibatkan sejumlah nyeri tekan, spasme otot, dan konstipasi atau diare
4. Tanda rovsing dapat timbul dengan mempalpasi kuadran bawah kiri, yang secara paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa pada kuadran kanan bawah
5. Jika terjadi ruptur appendiks, maka nyeri akan menjadi lebih menyebar, terjadi distensi abdomen akibat ileus paralitik dan kondisi memburuk.

H. Test Diagnosa
Untuk menegakkan diagnosa pada appendicitis didasarkan atas annamnesa ditambah dengan pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya.
a. Gejala appendicitis ditegakkan dengan anamnesa, ada 4 hal yang penting adalah :
1. Nyeri mula – mula di epeigastrium (nyeri visceral) yang beberapa waktu kemudian menjalar keperut kanan bawah.
2. Muntah oleh karena nyeri visceral
3. Panas (karena kuman yang menetap di dinding usus)
4. Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak sakit, menghindarkan pergerakan di perut terasa nyeri
b. Pemeriksaan yang lain
1. Lokalisasi
Jika sudah terjadi perforasi, nyeri akan terjadi pada seluruh perut,tetapi paling terasa nyeri pada titik Mc Burney. Jika sudah infiltrat, insfeksi juga terjadi jika orang dapat menahan sakit, dan kita akan merasakan seperti ada tumor di titik Mc. Burney


2. Test Rectal
Pada pemeriksaan rectal toucher akan teraba benjolan dan penderita merasa nyeri pada daerah prolitotomi.
3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Leukosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme yang menyerang pada appendicitis akut dan perforasi akan terjadi leukositosis yang lebih tinggi lagi.
b. Hb (hemoglobin) nampak normal
c. Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan appendicitis infiltrat
d. Urine penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal.
4. Pemeriksaan Radiologi
Pada foto tidak dapat menolong untuk menegakkan diagnosaappendicitis akut, kecuali bila terjadi peritonitis, tapi kadang kala dapat ditemukan gambaran sebagai berikut :
a. Adanya sedikit fluid level disebabkan karena adanya udara dan cairan
b. Kadang ada fekolit (sumbatan)
c. Pada keadaan perforasi ditemukan adanya udara bebas dalam diafragma

I. Diagnosa Banding
Gastroenteritis akut adalah kelainan yang sering dikacaukan dengan appendicitis. Pada kelainan ini muntah dan diare lebih sering. Demam dan leukosit akan meningkat jelas dan tidak sesuai dengan nyeri perut yang timbul. Lokasi nyeri tidak jelas dan berpindah – pindah. Hiperperistaltik merupakan merupakan gejala yang khas. Gastroenteritis biasanya berlangsung akut, suatu obsevasi berkala akan dapat menegakkan diagnosis.
Adenitis mesebrikum juga dapat menunjukan gejala dan tanda yang identik dengan appendicitis. Penyakit ini lebh sering pada anak – anak, biasanya didahului dengan infeksi saluran napas. Lokasi nyeri di perut kanan bawah tidak konstan dan menetap, jarang terjadi truemuscie guarding.
Divertikulitis Meckeli juga menunjukan gejala yang hampir sama. Lokasi nyeri mungkin lebih kemedial, tetapi ini bukan criteria diagnosis yang dapat dipercaya. Karena kedua kelainan ini membutuhkan tindakan operasi, maka perbedaannya bukanlah hal yang penting.
Enteritis regional, amubiasis,ileitis akut, perforasi ulkus duodeni, kolik ureter, salpingitis akut, kehamilan ektopik terganggu, dan kista ovarium terpuntir juga sering dikacaukan dengan appendicitis. Pneumonia lobus kanan bawah kadang – kadang juga berhubungan dengan nyeri di kuadran kanan bawah.
J. Komplikasi
Apabila tindakan operasi terlambat, timbul komplikasi sebagai berikut :
1. Peritonitis generalisata karena ruptur appendiks
2. Abses hati
3. Septi kemia

K. Penatalaksanaan
a. Perawatan prabedah perhatikan tanda – tanda khas dari nyeri
Kuadran kanan bawah abdomen dengan rebound tenderness (nyeri tekan lepas), peninggian laju endap darah, tanda psoas yang positif, nyeri tekan rectal pada sisi kanan. Pasien disuruh istirahat di tempat tidur, tidak diberikan apapun juga per orang. Cairan intravena mulai diberikan, obat – obatan seperti laksatif dan antibiotik harus dihindari jika mungkin.
b. Terapi bedah : appendicitis tanpa komplikasi, appendiktomi segera dilakukan setelah keseimbangan cairan dan gangguan sistemik penting.
c. Terapi antibiotik, tetapi anti intravena harus diberikan selama 5 – 7 hari jika appendicitis telah mengalami perforasi.



DATA DASAR PENGKAJIAN APENDISITIS
(PRE OPERASI)

DATA DASAR YANG DAPAT DITEMUKAN DALAM PENGKAJIAN :
1) Aktivitas atau istirahat
Gejala : Malaise
2) Sirkulasi
Tanda : Takikardi
3) Eliminasi
Gejala : Konstipasi pada awitan
Tanda : Distensi abdomen, nyeri tekan atau lepas, kekakuan, penurunan atau tidak ada bising usus.
4) Makanan/ Cairan
Gejala : Anoreksia, mual atau muntah
5) Nyeri atau kenyamanan
Gejala :
o Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc. Burney (setengah jarak antara umbilicus dan tulang ileum kanan). Meningkat karena berjalan, bersin, batuk atau napas dalam.
o Keluhan berbagai rasa nyeri/ gejala tidak jelas (sehubungan dengan lokasi appendiks, contoh retrosekal atau sebelah ureter).
Tanda :
o Prilaku berhati – hati berbaring kesamping atau terlentang dengan lutut ditekuk : meningkatnya nyeri pada kuadran kanan bawah karena posisi
o Ekstensi kaki kanan/posisi duduk tegak
o Nyeri lepas pada sisi kiri diduga inflamasi peritoneal.
6) Keamanan
Tanda : demam (biasanya rendah)
7) Pernapasan
Tanda : takipnea, pernapasan dangkal (Marilyn E. doenges, 508 – 505, 2000)
8) Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat kondisi lain yang berhubunngan dengan nyeri abdomen contohnya pielis akut, batu uretra, salpingitis akut, ileitis regional. Dapat terjadi pada berbagai usia
Pertimbangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat: 4,2 hari
Rencana pemulangan : Membutuhkan bantuan sedikit dalam transportasi tugas pemeliharaan rumah

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
SDP : Leukositosis diatas 12.000/mm3, neutrofil menungkat sampai 75 %
Urinalisis : normal tetapi erytrosit/leukosit mungkin ada
Foto Abdomen : Dapat menyatakan adanya pergeseran material dari apendiks (fekalit), ileus terlokalisir

ASUHAN KEPERAWATAN APPENDICITIS AKUT
by indonesian nurse on Jul.30, 2008, under askep
Tahap akhir dari pengkajian adalah diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan analisa data yang diperoleh dari pengkajian data. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada penderita post appendiktomy :
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan insisi pembedahan (Ingnatavicius; 1991).
2. Potensial terjadi infeksi dengan invasi kuman pada luka operasi (Doenges; 1989 ).
3. Kecemasan sehubungan dengan kurangnya informasi dari team kesehatan akan penyembuhan penyakit (Ingnatavicius; 1991 ).
Perencanaan
Dari diagnosa keperawatan diatas maka dapat disusun rencana perawatan sesuai dengan prioritas masalah kesehatan, yaitu :

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan insisi pembedahan.
Tujuan :
Nyeri berkurang dalam waktu kurang dari 24 jam.
Kriteria Hasil :
Klien menyatakan nyeri berkurang, tidak takut melakukan mobilisasi, klien dapat istirahat dengan cukup.
Skala nyeri sedang

Rencana Tindakan :
a. Beri penjelasan pada klien tentang sebab dan akibat nyeri.
b. Ajarkan teknik relaksasi dan destraksi.
c. Bantu klien menentukan posisi yang nyaman bagi klien.
d. Rawat luka secara teratur daan aseptik.

Rasional :
a. Penjelasan yang benar membuat klien mengerti sehingga dapat diajak bekerja sama.
b. Dapat mengurangi ketegangan atau mengalihkan perhatian klien agar dapat mengurangi rasa nyeri.
c. Penderita sendiri yamg merasakan posisi yang lebih menyenangkan sehingga mengurangi rasa nyeri.
d. Perawatan luka yang teratur dan aseptik dapat menghindari sekecil mungkin invasi kuman pada luka operasi.
e. Analgesik dapat mengurangi rasa nyeri.

2. Potensial terjadi infeksi sehubungan dengan invasi kuman pada luka operasi.
Tujuan :
Infeksi pada luka operasi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
Tidak ada tanda – tanda infeksi (rubor, dolor ) luka bersih dan kering.
Rencana tindakan :
a. Beri penjelasan pada klien tentang pentingnya perawatan luka dan tanda – tanda atau gejala infeksi.
b. Rawat luka secara teratur dan aseptik.
c. Jaga luka agar tetap bersih dan kering.
d. Jaga kebersihan klien dan lingkungannya.
e. Observasi tanda – tanda vital.
f. Kolaborasi dengan dokter untuk antibiotik yang sesuai.
Rasional :
a. Penderita akan mengerti pentingnya perawatan luka dan segera melapor bila ada tanda – tanda infeksi.
b. Perawatan luka yang teratur dan aseptik dapat menghindari sekecil mungkin invasi kuman pada luka operasi.
c. Media yang lembab dan basah merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman.
d. Mengetahui sedini mungkin tanda – tanda infeksi pada luka operasi.
e. Mengetahui sedini mungkin tanda – tanda infeksi secepatnya mengatasi .

3. Kecemasan sehubungan dengan kurangnya informasi dari Antibiotik menghambat proses infeksi dalam tubuh.
Tujuan :
Rasa cemas berkurang.
Kriteria hasil :
Klien dapat mengekspresikan kecemasan secara konstruktif, klien dapat tidur dengan tenang dan berkomunikasi dengan teman sekamarnya.
Rencana Tindakan :
a. Jelaskan keadaan proses penyebab dan penyakitnya
b. Jelaskan pengaruh psikologis terhadap fisiknya (Penyembuhan penyakit).
c. Jelaskan tindakan perawatan yang akan diberikan.
Rasional :
a. Dengan penjelasan diharapkan klien dapat mengerti sehingga klien menerima dan beradaptasi dengan baik.
b. Pengertian dan pemahamannya yang benar membantu klien berfikir secara konstruktif.
c. Dengan penjelasan benar akan menambah keyakinan atau kepercayaan diri klien.
Askep Kanker Hati

A. KONSEP DASAR

1. PENGERTIAN
a. Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan lainnya.
b. Sinonim dari hepatoma adalah carcinoma hepatoselluler.
c. Merupakan tomur ganas nomor 2 diseluruh dunia , diasia pasifik terutama Taiwan ,hepatoma menduduki tempat tertinggi dari tomur-tomur ganas lainnya.laki :wanita 4-6: 1.
d. Umur tergantung dari lokasi geografis. Terbanyak mengenai usia 50 tahun. Di Indonesia banyak dijumpai pada usia kurang dari 40 tahun bahkan dapat mengenai anak-anak.

2. PATOFISIOLOGI
a. Hepatoma 75 % berasal dari sirosis hati yang lama / menahun. Khususnya yang disebabkan oleh alkoholik dan postnekrotik.
b. Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang disertai pembesaran hati mendadak.
c. Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat lain. Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker. Hal ini benar, khususnya untuk keganasan pada saluran pencernaan, tetapi banyak tumor lain juga memperlihatkan kecenderungan untuk bermestatase ke hati, misalnya kanker payudara, paru-paru, uterus, dan pankreas.
d. Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai penyebaran tumor yang luas, sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal lagi.


3. PATOLOGI
a. Ada 3 type :
1. Type masif - tumor tunggal di lobus kanan.
2. Type Nodule - tumor multiple kecil-kecil dalam ukuran yang tidak sama.
3. Type difus - secara makroskpis sukar ditentukan daerah massa tumor.

b. Penyebarannya :
1. Intrahepatal.
2. Ekstrahepatal.

4. ETIOLOGI
a. Virus Hepatitis B dan Virus Hepatitis C
b. Bahan-bahan Hepatokarsinogenik :
Aflatoksin
Alkohol
Penggunaan steroid anabolic
Penggunaan androgen yang berlebihan
Bahan kontrasepsi oral
Penimbunan zat besi yang berlebihan dalam hati (Hemochromatosis)

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium:
500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium. Darah lengkap ; SGOT,SGPT,LDH,CPK, Alfa fetoprotein 
2. Radiologi :
Ultrasonografi (USG), CT-Scan, Thorak foto, Arteriography.
3. Biopsi jaringan liver.

6. PENGOBATAN
Pengobatan tergantung dari saat diagnosa ditegakkan.
1. Fase dini
Dimana pembedahan adalah pilihan utama yaitu reseksi segmen atau lobus hati
2. Pemberian kemoterapi secara infus
3. Penyinaran .

7. PROGNOSA
Tumor ganas liver memiliki prognosa yang jelek dapat terjadi perdarahan dan akhirnya kematian. Dan proses ini berlangsung antara 5-6 bulan atau beberapa tahun


ASUHAN KEPERAWATAN

B. KONSEP DASAR
1. PENGKAJIAN
GEJALA KLINIK
Fase dini : Asimtomatik.
Fase lanjut :Tidak dikenal simtom yang patognomonik.
Keluhan berupa nyeri abdomen, kelemahan dan penurunan berat badan, anoreksia, rasa penuh setelah makan terkadang disertai muntah dan mual. Bila ada metastasis ke tulang penderita mengeluh nyeri tulang.
Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan
1. Ascites
2. Ikterus
3. Hipoalbuminemia
4. Splenomegali, Spider nevi, Eritoma palmaris, Edema.
Secara umum pengkajian Keperawatan pada klien dengan kasus kanker hati, meliputi :
1. Gangguan metabolisme
2. Perdarahan
3. Asites
4. Edema
5. Hipoproteinemia
6. Jaundice/icterus
7. Komplikasi endokrin
8. Aktivitas terganggu akibat pengobatan

II.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.tidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual, gangguan absorbsi, metabolisme vitamin di hati.

TUJUAN :

1. Mendemontrasikan BB stabil, penembahan BB progresif kearah tujuan dgn normalisasi nilai laboratorium dan batas tanda-tanda malnutrisi
2. Penanggulangan pemahaman pengaruh individual pd masukan adekuat .

INTERVENSI :
1. Pantau masukan makanan setiap hari, beri pasein buku harian tentang makanan sesuai indikasi
2. Dorong pasien utk makan deit tinggi kalori kaya protein dg masukan cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makanan sering / lebih sedikit yg dibagi bagi selama sehari.
3. Berikan antiemetik pada jadwal reguler sebelum / selama dan setelah pemberian agent antineoplastik yang sesuai .

RASIONAL :
1. Keefektifan penilaian diet individual dalam penghilangan mual pascaterapi. Pasien harus mencoba untuk menemukan solusi/kombinasi terbaik.
2. Kebutuhan jaringan metabolek ditingkatkan begitu juga cairan ( untuk menghilangkan produksi sisa ). Suplemen dapat memainkan peranan penting dlm mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat.
3. Mual/muntah paling menurunkan kemampuan dan efek samping psikologis kemoterapi yang menimbulkan stess.

B. Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut ( asites )

TUJUAN :
1. Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai indikasi nyeri.
2. Melaporkan penghilangan nyeri maksimal / kontrol dengan pengaruh minimal pada AKS

INTERVENSI :
1. Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi , frekwensi, durasi dan intensitas ( 0-10 ) dan tindakan penghilang rasa nyeri misalkan berikan posisi yang duduk tengkurap dengan dialas bantal pada daerah antara perut dan dada.
2. Berikan tindakan kenyamanan dasar misalnya reposisi, gosok punggung.
3. kaji tingkat nyeri / kontrol nilai

RASIOANAL :
1. memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektifan intervensi misalnya : nyeri adalahindividual yang digabungkan baik respons fisik dan emesional
2. meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian
3. kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS.


A. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai O2 dengan kebutuhan

TUJUAN :
1. dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuh.

INTERVENSI :
1. dorong pasein untuk melakukan apa saja bila mungkin, misalnya mandi, bangun dari kursi/ tempat tidur, berjalan. Tingkatkan aktivitas sesuai kemampuan.
2. pantau respon fisiologi terhadap aktivitas misalnya; perubahan pada TD/ frekuensi jantung / pernapasan.
3. beri oksigen sesuai indikasi

RASIONAL :
1. meningkatkan kekuatan / stamina dan memampukan pasein menjadi lebih aktif tanpa kelelahan yang berarti.
2. teloransi sangat tergantung pada tahap proses penyakit, status nutrisi, keseimbnagan cairan dan reaksi terhadap aturan terapeutik.
3. adanya hifoksia menurunkan kesediaan O2 untuk ambilan seluler dan memperberat keletihan.

D. Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus,edema dan asites

TUJUAN :
1. Mengedentifikasi fiksi intervensi yang tepat untuk kondisi kusus.
2. Berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi / meningkatkan penyembuhan

INTERVENSI :
1. Kaji kulit terhadap efek samping terapi kanker. Perhatikan kerusakan atau perlambatan penyembuhan .
2. Mandikan dengan air hangat dan sabun
3. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari pada menggaruk.
4. Balikkan / ubah posisi dengan sering
5. Anjurkan pasein untuk menghindari krim kulit apapun ,salep dan bedak kecuali seijin dokter

RASIONAL :
1. Efek kemerahan atau reaksi radiasi dapat terjadi dalam area radiasi dapat terjadi dalam area radiasi. Deskuamasi kering dan deskuamasi kering,ulserasi.
2. Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.
3. Membantu mencegah friksi atau trauma fisik.
4. Untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit/ jaringan yang tidak perlu.
5. Dapat meningkatkan iritasi atau reaksi secara nyata.

Adnan Files : ASKEP ILEUS

A. Pengertian
Ileus Paralitik adalah istilah gawat abdomen atau gawat perut menggambarkan keadaan klinis akibat kegawatan di rongga perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama. Keadaan ini memerlukan penanggulangan segera yang sering berupa tindakan bedah, misalnya pada obstruksi, perforasi, atau perdarahan masif di rongga perut maupun saluran cerna, infeksi, obstruksi atau strangulasi saluran cerna dapat menyebabkan perforasi yang mengakibatkan kontaminasi rongga perut oleh isi saluran cerna sehingga terjadilah peritonitis. Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus akut.(http://medlinux.blogspot.com/2007/09/ileus.htm). Ileus Paralitik adalah obstruksi yang terjadi karena suplai saraf otonom mengalami paralisis dan peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi sepanjang usus. Contohnya amiloidosis, distropi otot, gangguan endokrin seperti diabetes mellitus, atau gangguan neurologis seperti penyakit Parkinson. (http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/02/21/obstruksi-usus/). Ileus paralitik adalah keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus karena usus tidak dapat bergerak (mengalami motilitas), pasien tidak dapat buang air besar.(http://drlizakedokteran.blogspot.com/2008/01/
tidak-bisa-buang-air-besak-karena-usus.html). Ileus (Ileus Paralitik, Ileus Adinamik) adalah suatu keadaan dimana pergerakan kontraksi normal dinding usus untuk sementara waktu berhenti. (www.medicastore.com). Dari keempat definisi di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa ileus paralitik adalah istilah gawat abdomen atau gawat perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama karena usus tidak dapat bergerak (mengalami motilitas) dan menyebabkan pasien tidak dapat buang air besar.



B. Etiologi

1. Pembedahan Abdomen

2. Trauma abdomen : Tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen usus atau tumor diluar usus menyebabkan tekanan pada dinding usus

3. Infeksi: peritonitis, appendicitis, diverticulitis

4. Pneumonia

5. Sepsis

6. Serangan Jantung

7. Ketidakseimbangan elektrolit, khususnya natrium

8. Kelainan metabolik yang mempengaruhi fungsi otot

9. Obat-obatan: Narkotika, Antihipertensi

10. Mesenteric ischemia



C. Patofisiologi

1. Proses Perjalanan Penyakit

Peristiwa patofisiologik yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa memandang apakah obstruksi tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik atau fungsional. Perbedaan utama adalah obstruksi paralitik di mana peristaltik dihambat dari permulaan, sedangkan pada obstruksi mekanik peristaltik mula-mula diperkuat, kemudian intermitten, dan akhirnya hilang. Perubahan patofisiologi utama pada obstruksi usus adalah lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas (70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen, yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah. Oleh karena sekitar 8 liter cairan diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap hari ke sepuluh. Tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intralumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan usus setelah pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan utama cairan dan elektrolit. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penyempitan ruang cairan ekstrasel yang mengakibatkan syok-hipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi jaringan dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan lingkaran setan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas akibat nekrosis, disertai absorpsi toksin-toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik untuk menyebabkan bakteriemia. Pada obstruksi mekanik simple, hambatan pasase muncul tanpa disertai gangguan vaskuler dan neurologik. Makanan dan cairan yang ditelan, sekresi usus, dan udara terkumpul dalam jumlah yang banyak jika obstruksinya komplit. Bagian usus proksimal distensi, dan bagian distal kolaps. Fungsi sekresi dan absorpsi membrane mukosa usus menurun, dan dinding usus menjadi edema dan kongesti. Distensi intestinal yang berat, dengan sendirinya secara terus menerus dan progresif akan mengacaukan peristaltik dan fungsi sekresi mukosa dan meningkatkan resiko dehidrasi, iskemia, nekrosis, perforasi, peritonitis, dan kematian.

2. Manifestasi Klinik

a. Obstruksi Usus Halus Gejala awal biasanya berupa nyeri abdomen bagian tengah seperti kram yang cenderung bertambah berat sejalan dengan beratnya obstruksi dan bersifat hilang timbul. Pasien dapat mengeluarkan darah dan mukus, tetapi bukan materi fekal dan tidak terdapat flatus. Pada obstruksi komplet, gelombang peristaltik pada awalnya menjadi sangat keras dan akhirnya berbalik arah dan isi usus terdorong kedepan mulut. Apabila obstruksi terjadi pada ileum maka muntah fekal dapat terjadi. Semakin kebawah obstruksi di area gastrointestinal yang terjadi, semakin jelas adanya distensi abdomen. Jika berlanjut terus dan tidak diatasi maka akan terjadi syok hipovolemia akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma. b. Obstruksi Usus Besar Nyeri perut yang bersifat kolik dalam kualitas yang sama dengan obstruksi pada usus halus tetapi intensitasnya jauh lebih rendah. Muntah muncul terakhir terutama bila katup ileosekal kompeten. Pada pasien dengan obstruksi disigmoid dan rectum, konstipasi dapat menjadi gejala satu-satunya selama beberapa hari. Akhirnya abdomen menjadi sangat distensi, loop dari usus besar menjadi dapat dilihat dari luar melalui dinding abdomen, dan pasien menderita kram akibat nyeri abdomen bawah. 3. Komplikasi Dapat menyebabkan gangguan vaskularisasi usus dan memicu iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas akibat nekrosis, disertai absorpsi toksin – toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi, perforasi tukak peptik yang ditandai oleh perangsangan peritoneum yang mulai di epigastrium dan meluas ke seluruh peritoneum akibat peritonitis generalisata. Perforasi ileum pada tifus biasanya terjadi pada penderita yang demam kurang lebih dua minggu disertai nyeri kepala, batuk, dan malaise yang disusul oleh nyeri perut, nyeri tekan, defans muskuler, dan keadaan umum yang merosot.dan berakhir pada kematian.



D. Penatalaksanaan Medis

1. Pengobatan dan Terapi Medis

a. Pemberian anti obat antibiotik, analgetika,anti inflamasi

b. Obat-obatan narkose mungkin diperlukan setelah fase akut

c. Obat-obat relaksan untuk mengatasi spasme otot

d. Bedrest

2. Konservatif

a. Laparatomi Adanya strangulasi ditandai dengan adanya lokal peritonitis seperti takikardia, pireksia (demam), lokal tenderness dan guarding, rebound tenderness. Nyeri lokal, hilangnya suara usus lokal, untuk mengetahui secara pasti hanya dengan tindakan laparatomi.



E. Pengkajian Keperawatan

Merupakan tahap awal dari pendekatan proses keperawatan dan dilakukan secara sistematika mencakup aspek bio, psiko, sosio, dan spiritual. Langkah awal dari pengkajian ini adalah pengumpulan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan klien dan keluarga, observasi pemeriksaan fisik, konsultasi dengan anggota tim kesehatan lainnya dan meninjau kembali catatan medis ataupun catatan keperawatan. Pengkajian fisik dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

Adapun lingkup pengkajian yang dilakukan pada klien Ileus Paralitik adalah sebagai berikut :

1. Identitas pasien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, alamat, status perkawinan, suku bangsa.

2. Riwayat Keperawatan

a. Riwayat kesehatan sekarang Meliputi apa yang dirasakan klien saat pengkajian

b. Riwayat kesehatan masa lalu Meliputi penyakit yang diderita, apakah sebelumnya pernah sakit sama.

c. Riwayat kesehatan keluarga Meliputi apakah dari keluarga ada yang menderita penyakit yang sama.

3. Riwayat psikososial dan spiritual Meliputi pola interaksi, pola pertahanan diri, pola kognitif, pola emosi dan nilai kepercayaan klien.

4. Kondisi lingkungan Meliputi bagaimana kondisi lingkungan yang mendukung kesehatan klien

5. Pola aktivitas sebelum dan di rumah sakit Meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, personal hygiene, pola aktivitas sehari – hari dan pola aktivitas tidur.

6. Pengkajian fisik Dilakukan secara inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi, yaitu :

a. Inspeksi Perut distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung. Benjolan pada regio inguinal, femoral dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada Intussusepsi dapat terlihat massa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila ada bekas luka operasi sebelumnya. Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia, rectal toucher.

Selain itu, dapat juga melakukan pemeriksaan inspeksi pada :

1) Sistem Penglihatan Posisi mata simetris atau asimetris, kelopak mata normal atau tidak, pergerakan bola mata normal atau tidak, konjungtiva anemis atau tidak, kornea normal atau tidak, sklera ikterik atau anikterik, pupil isokor atau anisokor, reaksi terhadap otot cahaya baik atau tidak.

2) Sistem Pendengaran Daun telinga, serumen, cairan dalam telinga

3) Sistem Pernafasan Kedalaman pernafasan dalam atau dangkal, ada atau tidak batuk dan pernafasan sesak atau tidak.

4) Sistem Hematologi Ada atau tidak perdarahan, warna kulit

5) Sistem Saraf Pusat Tingkat kesadaran, ada atau tidak peningkatan tekanan intrakranial

6) Sistem Pencernaan Keadaan mulut, gigi, stomatitis, lidah bersih, saliva, warna dan konsistensi feces.

7) Sistem Urogenital Warna BAK

8) Sistem Integumen Turgor kulit, ptechiae, warna kulit, keadaan kulit, keadaan rambut.



b Palpasi

1) Sistem Pcncernaan Abdomen, hepar, nyeri tekan di daerah epigastrium

2) Sistem Kardiovaskuler Pengisian kapiler

3) Sistem Integumen Ptechiae

c Auskultasi

d Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada fase lanjut bising usus dan peristaltik melemah sampai hilang.

e Perkusi

Hipertimpani


7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Radiologi Foto polos berisikan peleburan udara halus atau usus besar dengan gambaran anak tangga dan air – fluid level. Penggunaan kontras dikontraindikasikan adanya perforasi – peritonitis. Barium enema diindikasikan untuk invaginasi.
b. Endoscopy, disarankan pada kecurigaan volvulus.


F. Diagnosa Keperawatan Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan Ileus Paralitik menurut Harnawati, A. J, 2008 adalah sebagai berikut :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri epigastrium berhubungan dengan proses patologis penyakitnya. 2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan anoreksia.
3. Potensial terjadi syok hipovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan tubuh.
4. Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan konstipasi.
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sakit kepala dan pegal - pegal seluruh tubuh.
6. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, dan perawatan pasien ileus paralitik berhubungan dengan kurangnya informasi.
7. Kecemasan ringan – sedang berhubungan dengan kondisi pasien yang memburuk dan perdarahan yang dialami pasien


G. Perencanaan Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri epigastrium berhubungan dengan proses patologis penyakitnya Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan rasa nyaman nyeri terpenuhi
Kriteria hasil : Nyeri hilang / berkurang
Rencana tindakan :
a. Kaji tingkat nyeri
Rasional : Untuk mengetahui seberapa berat rasa nyeri yang dirasakan dan mengetahui pemberian terapi sesuai indikasi.
b. Berikan posisi senyaman mungkin
Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri dan memberikan kenyamanan.
c. Berikan lingkungan yang nyaman
Rasional : Untuk mendukung tindakan yang telah diberikan guna mengurangi rasa nyeri.
d. Kolaborasi dalam pemberian terapi analgetik sesuai indikasi ( Profenid 3 x 1 supp ).
Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri


2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan anoreksia
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan gangguan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : Mual, muntah hilang, nafsu makan bertambah, makan habis satu porsi
Rencana tindakan :
a. Kaji keluhan mual, sakit menelan dan muntah
Rasional : Untuk menilai keluhan yang ada yang dapat menggangu pemenuhan kebutuhan nutrisi.
b. Kolaborasi pemberian obat anti emetik (Antacid )
Rasional : Membantu mengurangi rasa mual dan muntah.


3. Potensial terjadi syok hipovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan tubuh Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan syok hipovolemik tidak terjadi
Kriteria hasil : Tanda – tanda vital dalam batas normal, volume cairan tubuh seimbang, intake cairan terpenuhi.
Rencana tindakan :
a. Monitor keadaan umum
Rasional : Menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui penyimpangan dari keadaan normalnya.
b. Observasi tanda – tanda vital
Rasional : Merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
c. Kaji intake dan output cairan
Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan cairan
d. Kolaborasi dalam pemberian cairan intravena
Rasional : Untuk memenuhi keseimbangan cairan


4. Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan konstipasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan gangguan pola eliminasi tidak terjadi
Kriteria hasil : Pola eliminasi BAB normal
Rencana tindakan :
a. Kaji dan catat frekuensi, warna dan konsistensi feces
Rasional : Untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan yang terjadi pada eliminasi fekal.
b. Auskultasi bising usus
Rasional : Untuk mengetahui normal atau tidaknya pergerakan usus.
c. Anjurkan klien untuk minum banyak
Rasional : Untuk merangsang pengeluaran feces.
d. Kolaborasi dalam pemberian terapi pencahar (Laxatif)
Rasional : Untuk memberi kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi


5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sakit kepala dan pegal - pegal seluruh tubuh Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan gangguan pola tidur teratasi
Kriteria hasil : Pola tidur terpenuhi
Rencana tindakan :
a. Kaji pola tidur atau istirahat normal pasien
Rasional : Untuk mengetahui pola tidur yang normal pada pasien dan dapat menentukan kelainan pada pola tidur.
b. Beri lingkungan yang nyaman
Rasional : Untuk mendukung pemenuhan kebutuhan aktivitas dan tidur.
c. Batasi pengunjung selama periode istirahat
Rasional : Untuk menjaga kualitas dan kuantitas tidur pasien
d. Pertahankan tempat tidur yang hangat, bersih dan nyaman
Rasional : Supaya pasien dapat tidur dengan nyaman
e. Kolaborasi pemberian terapi analgetika
Rasional : Agar nengurangi rasa nyeri yang menggangu pola tidur pasien



6. Kecemasan ringan – sedang berhubungan dengan kondisi pasien yang memburuk dan perdarahan yang dialami pasien
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kecemasan tidak terjadi
Kriteria hasil : Kecemasan berkurang
Rencana tindakan :
a. Kaji rasa cemas klien
Rasional : Untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien
b. Bina hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga
Rasional : Untuk terbinanya hubungan saling pecaya antara perawat dan pasien.
c. Berikan penjelasan tentang setiap prosedur yang dilakukan terhadap klien
Rasional : Agar pasien mengetahui tujuan dari tindakan yang dilakukan pada dirinya.



7. Kurang pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam diharapkan pengetahuan pasien meningkat.
Kriteria Hasil : Tingkat pengetahuan pasien meningkat
Rencana Tindakan :
a. Jelaskan pada pasien tentang penyakitnya
Rasional : Pasien dapat mengetahui mengenai penyakitnya dan mendapatkan informasi yang akurat.
b. Berikan waktu untuk mendengarkan emosi dan perasaan pasien
Rasional : Agar pasien dapat mengungkapkan perasaannya kepada perawat
c. Beri penyuluhan mengenai penyakitnya
Rasional : Untuk meningkatkan pengetahuan pasien mengenai penyakitnya.



H. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Drs. Nasrul Effendi, 1999). Ada tiga fase dalam tindakan keperawatan, yaitu : 1. Fase Persiapan Meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi rencana, pengetahuan dan keterampilan menginterpretasikan rencana, persiapan klien dan lingkungan. 2. Fase Intervensi Merupakan puncak dari implementasi yang berorientasi pada tujuan dan fokus pada pengumpulan data yang berhubungan dengan reaksi klien termasuk reaksi fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Tindakan keperawatan dibedakan berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab secara professional, yaitu : a. Secara Mandiri ( Independen ) Adalah tindakan yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu pasien dalam mengatasi masalahnya atau menanggapi reaksi karena adanya stressor ( penyakit ), misalnya : 1) Membantu klien dalam melakukan kegiatan sehari – hari 2) Melakukan perawatan kulit untuk mencegah dekubitus 3) Memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya secara wajar. 4) Menciptakan lingkungan terapeutik b. Saling ketergantungan / kolaborasi ( Interdependen ) Adalah tindakan keperawatan atas dasar kerja sama sesama tim perawatan atau kesehatan lainnya seperti dokter, fisiotherapy, analisis kesehatan, dsb. c. Rujukan / Ketergantungan Adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain diantaranya dokter, psikologis, psikiater, ahli gizi, fisiotherapi, dsb. Pada penatalaksanaanya tindakan keperawatan dilakukan secara : 1) Langsung : Ditangani sendiri oleh perawat 2) Delegasi : Diserahkan kepada orang lain / perawat lain yang dapat dipercaya 3. Fase Dokumentasi Merupakan terminasi antara perawat dan klien. Setelah implementasi dilakukan dokumentasi terhadap implementasi yang dilakukan.



I. Evaluasi Keperawatan
Adalah mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien.
Teknik penilaian yang didapat dari beberapa cara, yaitu :
1. Wawancara : Dilakukan pada klien dan keluarga
2. Pengamatan : Pengamatan klien terhadap sikap, pelaksanaan, hasil yang dicapai dan perubahan tingkah laku klien.

Jenis evaluasi ada dua macam, yaitu :
a. Evaluasi Formatif Evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intervensi dengan respon segera.
b. Evaluasi Sumatif Merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status pasien p pada saat tertentu berdasarkan tujuan rekapitulasi dari hasil yang direncanakan pada tahap perencanaan. Ada tiga alternatif yang dapat dipergunakan oleh perawat dalam memutuskan / menilai :
1) Tujuan tercapai : Jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian : Jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari standar dan kriteria yang telah ditetapkan.
3) Tujuan tidak tercapai : Jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama sekali dan akan timbul masalah baru