Kamis, 15 Maret 2012

Perawatan Luka








Jika anda mengalami luka karena diabetes, memiliki luka tekan (decubitus), luka pasca operasi, luka kronis yang tak kunjung sembuh, anda tidak perlu khawatir. Dengan metode perawatan luka modern, insyaallah luka bisa disembuhkan dalam waktu yang relatif lebih singkat dan hasil yang lebih baik.


Apabila anda berminat, saya bisa datang ke rumah anda untuk memberikan pelayanan home care perawatan luka.


Hubungi: Adnan Anung Pramudito,S.Kep, CWCCA
 Jl.Teratai No.91 RT02/RW05 Bantarbolang, Pemalang
Tlp. 085642941761

Proposal PKMM-ku yang sudah di ACC dan sudah dilaksanakan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PELATIHAN PERAWATAN LUKA DIABETES MELITUS BAGI DIABETISI SEBAGAI UPAYA PERAWATAN MANDIRI DI PEKAJANGAN-PEKALONGAN


BIDANG KEGIATAN
PKM PENGABDIAN MASYARAKAT


Diusulkan oleh :
1. Adnan A. P. ( NIM. 07.0144.S, Angkatan 2007/2008 )
2. Hari sumanto ( NIM. 07.0177.S, Angkatan 2007/2008 )
3. Noni Wahid ( NIM. 08.0307.S, Angkatan 2008/2009 )
4. Siti Kurniasih ( NIM. 08.0326.S, Angkatan 2008/2009 )




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN PEKALONGAN
2009



PENGESAHAN

Program Kreativitas Mahasiswa
1. Judul Kegiatan : Pelatihan Perawatan Luka Diabetes Mellitus Bagi Diabetesi Sebagai Upaya Perawatan Mandiri di Pekajangan Pekalongan
2. Bidang Kegiatan : PKMM
3. Bidang Ilmu : Kesehatan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan :
a. Nama Lengkap : Adnan Anung Pramudito
b. NIM : 07.0144.S
c. Jurusan : Prodi S1 Keperawatan
d. Universitas/institute/politeknik : STIKES Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan
e. Alamat rumah dan No Tel./HP : Gang 6 Ambokembang Kecamatan
Kedungwuni Kabupaten Pekalongan /
085642941761
f. Alamat email : adnananung@yahoo.com
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 Orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dab Gelar : Nihan Narastri S.Kep. Ns
b. NIK : 08. 001. 068
c. Alamaat Rumah dan NO Tel/HP : Gang 9 Ambokembang Kedungwuni
Pekalongan / 085643575994
7. Biaya Kegiatan Total :
a. Dikti : Rp 10.000.000,00
b. Sumber lain :
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 6 Bulan

Pekalongan, 29 Oktober 2009

Menyetujui
Ketua Program Studi Ketua Pelaksana Kegiatan


( Sugiharto, MAN ) ( Adnan Anung Pramudito )
NIK. 99. 001. 002 NIM. 07. 0144. S

PUKET III Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping


( Emi Nur Laela, S.Kp, Mkep,Sp Mat ) ( Nihan Narastri, S.Kep.,Ns )
NIK. 90. 001. 008 NIK. 08. 001. 068



DAFTAR ISI

Halaman Depan i
Pengesahan ii
Daftar Isi iii
Judul program. 1
Latar Belakang Masalah. 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Masalah 2
Luaran Yang Diharapkan 2
Kegunaan Program 3
Gambaran Umum Masyarakat Sasaran 3
Metode Pelaksanaan Program. 4
Jadwal Kegiatan Program 4
Nama dan Biodata ketua serta Anggota Kelompok 4
Nama dan Biodata Dosen Pendamping. 5
Biaya 6
Lampiran 8


A. JUDUL PROGRAM
Pelatihan Perawatan Luka Diabetes Militus Bagi Diabetesi Sebagai Upaya Perawatan Mandiri Di Pekajangan Pekalongan.

B. LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini seiring dengan lajunya pembangunan di Indonesia, telah mengubah pola struktur masyarakatnya dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Perubahan tersebut membawa dampak pada pengeseran gaya hidup desa ke gaya hidup masyarakat perkotaan, termasuk kepada pola makan, yang tadinya alami menjadi gemar makan makanan yang cepat saji. Efek lain dari perubahan pola hidup itu adalah terletak kepada pengeseran penyakit, dari penyakit infeksi, ke penyakit degenerative (fajriyah, N.N, 2007). Salah satu penyakit degenerative yakni Diabetes Militus (DM). Masyarakat umum sering menyebutnya dengan penyakit kencing manis.

Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik, ditandai oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh adanya defek kerja insulin atau keduanya. Dari berbagai penelitian epidemiologis, seiring dengan perubahan pola hidup, didapatkan prevalensi DM meningkat terutama di kota besar. Jika tidak ditangani dengan baik,tentu saja angka kejadian komplikasi kronik DM juga akan meningkat, termasuk komplikasi kaki diabetes ( Sudoyo, 2006 ). Pada komplikasi kaki dibetes, sering ditemukan luka yang sulit untuk disembuhkan. Bahkan bisa berakhir pada kecacatan, yang tentunya akan sangat menganggu aktivitas hidup diabetisi.

Pekajangan adalah sebuah kelurahan di Kabupaten Pekalongan dengan angka diabetisi yang cukup tinggi. Pada tahun 2003, prevalensi diabetisi dipekajangan menempati urutan no.3 sebanyak 2.47% setelah kayu putih sebanyak 6 %, dan manado sebanyak 5 %. . Pada tahun 2005, prevalensi ini meningkat menjadi 9,2 % dan menempati urutan kedua setelah makasar sebanyak 12,5 %.


C. PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan dalam PKM Pengabdian Masyarakat ini adalah tidak tersentuhnya upaya perawatan luka DM secara mandiri oleh diabetisi maupun oleh keluarga diabetisi. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang perwatan luka DM serta penatalaksanaannya. Selama ini diabetisi yang mengalami luka selalu menyerahkan kepada tenaga kesehatan untuk melakukan perwatan intensif terhadap luka DM tersebut. Biasanya untuk perawatan intensif tersebut mereka harus menjalani rawat inap di Rumah Sakit. Ini akan menguras biaya, tenaga,pikiran serta waktu yang sangat banyak.

Keluarga adalah pihak yang paling dekat dengan diabetisi. Mengingat diabetisi membutuhkan perhatian yang extra terutama pada komplikasi seperti luka DM serta beberapa aspek yang telah dijelaskan di atas, maka jika upaya perawatan luka DM bisa dilakukan secara mandiri oleh diabetisi maupun oleh keluarga diabetisi, ini akan sangat membantu diabetisi maupun keluarga dari beberapa aspek tersebut di atas.


D. TUJUAN PROGRAM
Pelatihan perawatan luka diabetes ini bertujuan sebagai upaya membantu diabetisi dan keluarga agar memiliki keterampilan dalam merawat luka diabetes melitus secara mandiri, sehingga bisa meringankan beban biaya, tenaga, maupun pikiran jika dilakukan perawatan luka di rumah sakit.


E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Hasil dari program ini berupa meningkatnya pengetahuan serta keterampilan diabetisi tentang cara perawatan luka diabetes mellitus. Setelah dilakukan pelatihan ini, diharapkan diabetisi mampu menerapkan perawatan luka pada diabetes mellitus.


F. KEGUNAAN PROGRAM
Ditinjau dari aspek financial, jelas bisa mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk perawatan luka diabetes mellitus. sehingga keuangan diabetisi dan keluarga tidak terlalu banyak terbebani untuk sekedar perawatan luka DM.

Ditinjau dari aspek tenaga, pikiran serta waktu, upaya perawatan luka DM secara mandiri mampu mampu mengurangi beban terutama bagi keluarga diabetisi, seiring dengan kesibukan sehari – hari keluarga diabetisi.


G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Pekajangan adalah suatu wilayah kelurahan di kabupaten pekalongan dengan angka prevalensi diabetisi yang cukup tinggi. Pada tahun 2003 menempati urutan ke tiga di Indonesia dengan persentase sebanyak 2.47%, sedangkan pada tahun 2005 meningkat menjadi 9,2 %. Hal ini disebabkan karena sebagian masyarakat pekajangan menikah dengan orang yang terhitung masih dalam hubungan kekerabatan yang cukup dekat. Sehingga sebagian masyarakat pekajangan menderita diabetes mellitus. Ini diperparah dengan pola hidup masyarakat yang menyukai makanan tinggi gula / karbohidrat serta kurangnya aktivitas olahraga karena kesibukan mereka bekerja.

Melihat peningkatan persentase angka diabetisi di pekajangan saat ini, maka angka risiko serta kejadian terjadinya luka pada diabetisi pun meningkat. Meskipun sarana pelayanan kesehatan di pekajangan cukup banyak, bahkan dekat dengan rumah sakit, namun untuk melakukan upaya perawatan luka DM memerlukan banayak biaya, waktu, pikiran, serta tenaga. Untuk itu, Alangkah bijaknya jika perawatan luka DM itu dilakukan secara mandiri oleh diabetisi maupun keluarganya. Tentunya dengan kemampuan dalam hal pengetahuan serta keterampilan yang memadai tentang perawatan luka DM. Meskipun untuk Medichal ceck up harus dilakukan oleh di tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit. Paling tidak upaya perawatn mandiri ini akan meringankan beban diabetisi serta keluarga.


H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode penyuluhan dan pelatihan dimana masyarakat bisa secara aktif memperoleh pengetahuan serta mempraktikkan perawatan luka DM pada diabetisi. Pada tahap awal, audiens diberikan materi penyuluhan tentang perwatan luka DM secara klasikal, kemudian dilanjutkan dengan mempraktikkan kepada diabetisi yang memiliki luka dan bersedia menjadi contoh pasien DM yang dirawat lukanya oleh pelatih.


I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
No Jadwal Kegiatan Bulan
I II III IV V VI
1 Persiapan koordinasi rencana kegiatan
2 Studi Kasus
3 Publikasi
4 Pelaksanaan Kegiatan
5 Penyusunan Laporan Kegiatan


J. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK
1. Ketua Pelaksana Kegiatan
a) Nama Lengkap : Adnan Anung Pramudito
b) NIM : 07. 0144. S
c) Program Studi : S1 keperawatan
d) Waktu Untuk Kegiatan PKM : 10 Jam / Minggu

2. Anggota Pelaksana
2.1 a). Nama Lengkap : Hari Sumanto
b). NIM : 07. 0. S
c). Program Studi : S1 keperawatan
d). Waktu Untuk Kegiatan PKM : 10 Jam / Minggu

2.2 a). Nama Lengkap : Noni wahid
b). NIM : 08. 0307. S
c). Program Studi : S1 keperawatan
d). Waktu Untuk Kegiatan PKM : 10 Jam / Minggu

2.3 a). Nama Lengkap : Siti kurniasih
b). NIM : 08. 00326. S
c). Program Studi : S1 keperawatan
d). Waktu Untuk Kegiatan PKM : 10 Jam / Minggu


K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING
1. Nama Lenggkap dan Gelar : Nihan Narastri, S.Kep,.Ns
2. Golongan Pangkat dan NIK : III A / 08.001.068
3. Jabatan Fungsional : -
4. Jabatan Struktural : Bidang Kemahasiswaan Jurusan
5. Program Studi : S1 keperawatan
6. Perguruan Tinggi : STIKES Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan
7. Bidang Keahlian : Keperawatan
8. Waktu Untuk Kegiatan PKM : 10 Jam / minggu


L. BIAYA
1. Peralatan & perlengkapan pelatihan
• Sound system
• Kursi
• Sewa Laptop & LCD
• Listrik & AC
• Dekorasi
• Sewa Gedung = Rp 5 .750.000,00

2. Peralatan Pelatihan perawatan luka :
• Pinset Anatomi & Pinset Sirurgis
• Gunting arteri
• Kom
• Bengkok
• Larutan NaCl 0,9 %
• Hands coen
• Kassa
• Spluit 50 cc
• Alkohol 70 %
• Metronodazole powder
• Duoderm Gel
• Kaltosat, Aquacel
• Pembalut Duoderm CGF
• Duoderm paste
• Duk steril
• Sewa Bed = Rp 3.300.000,00
3. Konsumsi
• Snack Peserta 50 x @ Rp 3.500,00 = Rp 175.000,00
• Snack Tamu Undangan 15 x @ 5.000,00 = Rp 75.000,00

4. Publikasi = Rp 500.000,00
5. Dokumentasi = Rp 100.000,00
6. Akomodasi = Rp 100.000,00 +

Total =Rp10.000.000,00

M. LAMPIRAN
1. Daftar Alat Dan Bahan :
• Pinset Anatomi & Pinset Sirurgis
• Gunting arteri
• Kom
• Bengkok
• Larutan NaCl 0,9 %
• Hands coen
• Kassa
• Spluit 50 cc
• Alkohol 70 %
• Metronodazole powder
• Duoderm Gel
• Kaltosat, Aquacel
• Pembalut Duoderm CGF
• Duoderm paste
• Duk steril

2. Cara perwatan Luka DM :
• Cuci tangan dengan air bersih dan sabun, lalu keringkan dengan handuk.
• Pakai Hans coen steril.
• Letakkan kom ( dua buah ), kapas, kassa, pinset anatomis, gunting di atas duk steril.
• Isi kom dengan kassa dan larutan NaCl secukupnya.
• Cuci luka dengan cairan Nacl 0,9 % sambil digosok secara lembut dengan kassa yang dijepit menggujnakan pinset.
• Jika luka berrongga, gunakan tube / NSV bagi bayi / & spluit 50cc.
• Keringkan luka dengan kassa secara lembut, jangan digososk.
• Bersihkan kulit utuh sekeliling luka dengan alcohol 70 % ( radius 3 – 5 cm dari luka.
• Taburi dasar luka dengan metronidazole powder ( 500 mg) permadi secara merata untuk menggurangi bau pada luka.
• Isi rongga luka / dasar luka dengan Duodern Hydroactive gel sampai ½ kedalaman luka.
• Campurkan duodern hydroactive gel dengan metronidazole powder ( 500 mg )
• Isikan ke dalm luka sampai terisi ½ kedalaman luka.
• Tutup luka dengan absorbent dressing : Kaltostat / Aquacel
• Masukkan kaltostat rope / Aquacel ( Absorbent as primary dressing ) ke dalam rongga luka ( fill dead space ) dan di atas luka untuk mengabsorbsi exudates yang berlebihan.
• Tutup dengan pembalut : Duoderm CGF Extrathin secara tepat untuk memberikan moist environtment. Jangan menarik pembalut.
• Berikan penekanan secara merata pada pembalut selama 30 detik agar melekat rata di permukaan kulit.
• Jika warna dasar luka merah ( granulasi ) namun masih cekung beri Duoderm paste secara merata di atas permukaan luka.
• Tutup absorbent jika perlu.
• Tutup dengan duoderm CGF secara tepat.
Ganti pembalut jika telah jenuh oleh exudates.
• Jadwal penggantian balutan dapat ditentukan setiap 3 – 7 hari sekali, tergantung warna dasar luka dan jumlah exudates.

3. Cara Perawatan Luka Gangren ( Ala RS DR Soetomo ) :
• Buka balutan dengan hati – hati, karena dapat menarik jaringan yang sudah bergranulasi. Bila lengket, siram dengan larutan NaCl 0,9 %.
• Inspeksi luka, perhatikan mana yang sudah bergranulasi dan bagian mana yang masih bernanah. Hati – hati bila jaringan sudah bergranulasi yang ditandai dengan warna merah, maka cukup dengan ditutul. Bila jaringan yang nekrotik dan bernanah maka luka harus dicuci. Gunakan tangan kiri untuk mengambil alat steril, tangan kanan untuk ke luka pasien.
• Lakukan hingga 3 kali, kemudian palpasi luka. Terutama bagi luka yang bernanah. Untuk mengeluarkn nanah / pus, llklien diminta menggerakkan pergelangan kakinya ( atas bawah ). Bila klien tidak bisa, maka perawat dapat menekan sambil mendorong pus keluar. Bilas dengan larutan NaCl 0,9 %.
• Keringkan luka dengan kassa.
• Balut luka dan ditutup kassa. Untuk primary dressing, gunakan kassa kering untuk menutupi seluruh luka, sedangakan untuk secondary dressing gunakan perban.
• Dokumentasikan keadaan luka pasien.


4. DAFTAR RIWAYAT HIDUP

a. Ketua Kelompok
Yang bertandatangan di bawah ini :

1. Nama : Adnan Anung Pramudito
2. Tempat Tanggal Lahir : Pemalang, 27 Agustus 1989
3. Umur : 20 Tahun
4. Agama ave a: Islam
5. Kewarganegaraan : Indonesia
6. Status : Belum menikah
7. NO. KTP : 3327062708896006
8. Alamat : Gang 6 Ambokembang, Kel. Kedungwuni,
Kab.Pekalongan
Riwayat Pendidikan
• TK : TK Tunas Rimba IV Bantarbolang, Pemalang / Tahun 1994
• SD : SDN 07 Bantarbolang, Pemalang / Tahun 2001
• SMP : SMPN 01 Bantarbolang, Pemalang / tahun 2004
• SMA : SMAN 01 Bantarbolang, Pemalang/ Tahun 2007

( Adnan Anung Pramudito)


b. Anggota kelompok 1
Yang bertandatangan di bawah ini :
1. Nama : Hari Sumanto
2. Tempat Tanggal Lahir : Pekalongan, 7 Juni 1989
3. Umur : 20 Tahun
4. Agama : Islam
5. Kewarganegaraan : Indonesia
6. Status : Belum menikah
7. NO. KTP : 890614260026
8. Alamat : jalan damar 2 no 73 slamaran pekalongan
Riwayat Pendidikan
• TK : TK ABA Landungsari, Pekalongan / Tahun 1994
• SD : SDN Krapyak Lor 05, Pekalongan / tahun 2001
• SMP : SMPN 02, Pekalongan / Tahun 2004
• SMA : SMAN 01, Pekalongan / tahun 2007

( Hari Sumanto)

c. Anggota Kelompok 2
Yang bertandatangan di bawah ini :
1. Nama : Noni Wahid
2. Tempat Tanggal Lahir : Ternate, 13 Februari 1989
3. Umur : 20 Tahun
4. Agama : Islam
5. Kewarganegaraan : Indonesia
6. Status : Belum Menikah
7. NO. KTP : 33280627088765443
8. Alamat : Gang 13 Ambokembang, Kedungwuni
Pekalongan

Riwayat Pendidikan
• TK : TK Pertiwi Ternate
• SD : SD N 12 Ternate
• SMP : SMP N 17 Ternate
• SMA : SMA N 04 Ternate

( Noni wahid )

d. Anggota kelompok 3
Yang bertandatangan di bawah ini :
1. Nama : Siti kurniasih
2. Tempat Tanggal Lahir : Batang, 20 Oktober 1989
3. Umur : 20 Tahun
4. Agama : Islam
5. Kewarganegaraan : Indonesia
6. Status : Belum Menikah
7. NO. KTP : 3356448890045677
8. Alamat : Gang 13 Ambokembang , Kec. Kedungwuni
Kab. Pekalongan

Riwayat Pendidikan
• TK : TK Aisyah Kasepuhan 1 Batang
• SD : SDN kasepuhan 1 Batang
• SMP : SMPN 1 Batang
• SMA : SMAN 1 Batang

( Siti Kurniasih )

Skripsi: Konsep Diri Pada Pasien Gagal Ginjal Yang Menjalani Terapi Hemodialisis di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan

Program Studi S1 Keperawatan
Stikes Muhammadiyah
Pekajangan-Pekalongan
Oktober, 2011

ABSTRAK

Adnan Anung Pramudito dan Dwi Yogo Budi Prabowo
Konsep Diri Pada Pasien Gagal Ginjal Yang Menjalani Terapi Hemodialisis di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan
xvi + 73 halaman + 5 lampiran

Gagal ginjal menempati urutan pertama dari semua penyakit ginjal. Sebagian besar pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis tidak bisa kembali beraktivitas dan mengalami depresi. Ini berpotensi menyebabkan perubahan konsep diri. Penelitian ini bertujuan mengetahui konsep diri pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis.
Desain penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, partisipan adalah pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan minimal 1 bulan, berusia 20 sampai 60 tahun, mampu memberikan informasi verbal dengan baik. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Instrumen penelitian yaitu peneliti, tape recorder, pedoman wawancara, dan alat tulis. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Jumlah partisipan 6 orang, terdiri dari 5 laki-laki dan 1 perempuan. Analisis data menggunakan model analisis Miles and Huberman.
Hasil penelitian didapatkan bahwa konsep diri pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis: 1) Citra tubuh pasien terganggu dikarenakan penurunan fisik, perubahan kulit, kerontokan, edema, ascites, merasa minder, sedih, stres, tidak nyaman, meskipun akhirnya menerima. 2) Ideal diri pasien tidak terganggu karena pasien memiliki harapan pada diri sendiri yakni kesehatan, kesembuhan, dan menjalankan ibadah, harapan pada keluarga yakni menunaikan ibadah, berkumpul, membahagiakan, dan mendapat dukungan keluarga, harapan pada sumber nafkah seperti pekerjaan dan penghasilan tambahan. 3) Harga diri pasien tidak terganggu karena hubungan dengan orang sekitar baik dan mendapat kasih sayang. 4) Peran pasien terganggu karena tidak mampu menjalankan secara maksimal dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat. 5) Identitas diri pasien tidak terganggu karena tidak mengalami perubahan karakter dan sifat. Pasien menilai diri mereka lemah dalam fisik, tapi kuat pada pemikiran.

Kata kunci : Konsep Diri, Gagal Ginjal, Hemodialisis.
Daftar Pustaka : 14 buku (2001-2009), 2 website, 2 skripsi.



Nursing Science Study Program
Medical College of Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan
October, 2011


ABSTRACT


Adnan Anung Pramudito and Dwi Yogo Budi Prabowo
Self Concept in Patient with Renal Failure Undergoing Hemodialysis Therapy in General Hospital of Kraton Pekalongan Regency
xvii + 73 pages + 5 appendices

Renal failure ranks first in all kinds of disease. Most patients with renal failure undergoing hemodialysis therapy can not return to normal activity and feel depressed. This potentially causes self concept changes. This research aimed at finding out self concept in patients with renal failure undergoing hemodialysis.
The research design was qualitative with phenomenological approach. The participants were patients with renal failure undergoing hemodialysis therapy of at least one month in General Hospital of Kraton Pekalongan Regency. They were 20 to 60 years of age, and were able to give verbal information well. The data were collected through in depth interview. The research instruments were researchers, tape recorder, interview guides and writing utensil. Samples were taken through purposive sampling. There were 6 participants, 5 males and 1 female. Data analyses used Miles and Hubermen’s analytical model.
The result of the research showed that self concept of patients with renal failure undergoing hemodialysis therapy : 1) Patient’s body image was disturbed due to physical function decrease, changes of skin, hair loss, edema, ascites, feeling unconfident, sad, depressed, insecure and uncomfortable, although the patient finally accept. 2) Patient’s self ideal was not disturbed because the patients have inner hope of being healthy, do the worship, family support and get additional income. 3). Patient’s self esteem was not disturbed because of good relationship with the surrounding people and affection. 4). Patient’s role was disturbed because of inability in doing the work maximally in the family or society. 5) Patient's self identity is not disturbed because the patients did not change their nature and character. The patients consider themselves physically weak but spiritually strong.

Key words : self concept, renal failure, hemodialysis
Bibliography : 14 books (2001- 2009), 2 websites, 2 thesis